SENI DAN PEMBERONTAKAN DALAM PERSPEKTIF ARBERT CAMUS

in #writing7 years ago (edited)

image

Secara komprehensif, pengalaman estetis tersusun atas empat hal; objek, intuisi (perasaan), pengetahuan dan pengalaman. Seni dikatakan sebagai ruang estetika, sementara karya seni adalah ekspresi dari persepsi dan impresi estetis. Dalam menciptakan karya seni, seorang seniman hendak menghadirkan dunia yang bukan sebagaimana adanya, tetapi sebagaimana yang dirasakan dan dipahami terhadap dunia yang diinginkan.

Seseorang menjadi seniman setelah berhasil menciptakan karya seni dengan meluapkan hasrat estetis yang ada dalam dirinya. Menjadi seniman dengan menciptakan karya seni, dengan demikian adalah memberontak, pemberontakan sebagai ruang kreativitas.

Seni seperti pemberontakan adalah sebuah gerakan yang pada waktu bersamaan bersifat mengagungkan sekaligus mengingkari. Seperti kata Nietzsche "tidak seorang pun seniman dapat menerima kenyataan". Ucapan itu dianggap sebagai kebenaran oleh Albert Camus, ia membenarkannya, tetapi Camus juga beranggapan bahwa "tidak seorang pun seniman dapat hidup di luar kenyataan".

Pemberontakan dapat ditemukan pada seni dalam keadaanya yang murni dengan menciptakan keindahan di luar konteks sejarah, maka seni telah menghalangi satu-satunya karya yang mungkin secara rasional, yakni mentransformasikan sejarah menjadi suatu keindahan muntlak. Karena itulah maka seni dapat memberi kita perspektif ke dalam isi pemberontakan.

Camus menilai, realitas yang ada menunjukkan bahwa permusuhan terhadap seni juga diperlihatkan oleh semua pembaharu revolusioner. Gerakan-gerakan revolusioner moderen datang bertepatan dengan berlangsungnya suatu proses "pengadilan" terhadap seni. Revolusi Francis tidak melahirkan seorang pun seniman, dan hanya melahirkan seorang jurnalis besar yakni Desmoulins, dan seorang penulis bawah tanah; Marquis de Sade. Sehingga Camus menolak anggapan Rousseau yang mengecam seni sebagai racun yang dituangkan kepada alam oleh masyarakat.

Semua pemikiran yang diilhami oleh semangat pemberontakan selalu disinari oleh suatu retorika, atau dapat dikatakan sebagai semangat yang berada dalam sebuah semesta yang tertutup. Gerakan tersebut dianggap sebagai seni, sehingga seniman mengolah kembali dunia sesuai dengan seleranya. Karena sebenarnya urgensi pemberontakan itu sebagianya bersifat estetik.

Pun begitu halnya jika dibandingkan dengan proses terjadinya reformasi di Indonesia, ketika Iwan Fals menyanyikan lagu-lagunya yang bernada satir, sementara Rendra berteriak lantang dengan puisi-puisinya. Namun, apa yang terjadi selepas itu?, Rasanya kehadiran seniman tidak begitu besar dibandingkan ketika mulut para seniman di belenggu oleh sikap otoriter penguasa.

Oleh karena itu, bagi Camus, seniman adalah orang yang menolak sekaligus menerima dunia. Seorang seniman ingin mengubah dunia yang ada menjadi lebih indah, teratur, dan bermakna. Lukisan, drama, ukiran, semuanya itu sebagai usaha manusia untuk menghadirkan dunia khayal yang diimpikan.

Dengan demikian, para seniman zaman sekarang tidak boleh menyesal setelah menyelesaikan karya seninya, para seniman dibutuhkan kerendahan hati, dan harus menyakini bahwa keindahan itu berada di akhir zaman, dikarenakan kreativitas seni dalam banyak sisi kehidupan, adalah pemberontakan.


Oleh: Zahrul Fadhi Johan

Sort:  

Congratulations @fadhi! You have completed some achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :

Award for the number of upvotes

Click on any badge to view your own Board of Honor on SteemitBoard.
For more information about SteemitBoard, click here

If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word STOP

By upvoting this notification, you can help all Steemit users. Learn how here!

Tulisan yg menarik.

Baru bebrapa hari yg lalu dengar nama Camus , walaupun baru sekedar baca dari beberapa link di google, tapi kayaknya cukup menarik

Terimakasih ibu @rahmanovic. Saya memandang Camus memiliki pandangan yang berbeda dengan teorikus lain, disatu sisi ia lebih realistis memandang sesuatu, disatu sisi ia juga sangat kritis.