Para steemian perempuan juga ikut berpartisipasi di kelas FAMe
Banyak orang mengaku sulit menulis, di lain pihak ada yang mengaku bukan penulis walaupun dirinya mahir menulis. Sementara yang lain beranggapan, penulis adalah mereka yang sudah menelurkan karya dalam wujud buku. Sebaliknya, sebanyak apa pun karya tulis, kalau belum punya buku belum sah disebut sebagai penulis. Saya tak hendak menjelaskan soal ini. Perihal definisi kita serahkan saja pada kamus. Namun yang pasti kita semua adalah pembaca, walaupun membaca buku bukan termasuk aktivitas favorit semua orang.
tulis » pe.nu.lis
n orang yang menulis
n pengarang: ~ naskah
n panitera; sekretaris; setia usaha
n pelukis; penggambar
n Komp redaktur yang menulis naskah dari bahan berita untuk dimuat dalam terbitan pers
Sebagai pembaca, tentunya kita bisa menilai sebuah tulisan menarik atau tidak. Walaupun secara teori barangkali kita tidak begitu paham, tetapi tulisan yang baik dan enak dibaca secara kasat mata bisa dilihat dari rapi atau tidaknya sebuah tulisan. Misalnya, tulisan itu bagus secara semantik dan alurnya logis. Nah, dalam sebuah karya tulis katakanlah buku, selain penulis juga ada pihak yang paling berperan menentukan bagus atau tidaknya sebuah karya tersebut. Pihak ini bertugas sebagai penyunting atau melakukan tugas-tugas editing. Mereka adalah editor atau penyunting.
Dalam dunia kepenulisan, editor menduduki level pada makam tertinggi. Pada kelas ke-33 Forum Aceh Menulis (FAMe) kemarin, Rabu, 7 Maret 2018, Yarmen Dinamika selaku penasihat FAMe dan pengampu materi menjabarkan banyak hal tentang tugas dan fungsi seorang editor.
Editing dalam bahasa Indonesia bermakna menyunting. Editor bermakna penyunting. Namun kata editor juga terdapat dalam kamus bahasa Indonesia, sehingga penulisannya tidak perlu dimiringkan.
Hampir semua buku yang diterbitkan, selain nama penulis juga diterakan nama editornya. Kelebihan menjadi editor bisa memastikan sebuah tulisan tidak ada yang salah, seperti kesalahan tanda baca, penalaran, hingga kesalahan semantik. Dalam mengedit sebuah tulisan, Yarmen Dinamika memberi rumusan sederhana yaitu membuang yang tidak perlu, meringkaskan sisanya.
Dibutuhkan jam terbang tinggi untuk bisa menjadi seorang editor. Syarat utama menjadi editor adalah rajin membaca kamus dan mentransfer isi kamus ke dalam memori otak. Hal ini untuk memudahkan seseorang saat melakukan proses penyuntingan.
Ikut kelas FAMe sering mendapat hadiah berupa buku. Yang ini buku karya dosen FH Unsyiah Sulaiman Tripa
Secara khusus saya akan jabarkan proses-proses penyuntingan sebuah buku seperti yang dijelaskan Yarmen Dinamika. Meliputi enam aspek yang dikenal dengan istilah 6 C yaitu:
1. Cover/sampul
Cover atau sampul merupakan hal utama yang membuat calon pembaca tertarik atau tidak pada sebuah buku. Saat mendesain sebuah buku perlu diperhatikan beberapa hal seperti keselarasan antara sampul depan dengan sampul belakang, keselarasan pada tata warna, tipografi huruf (padu padan warna huruf dengan warna latar buku. Misalnya: jangan meletakkan tulisan warna coklat di atas latar warna hitam)
Cover belakang hanya untuk meletakkan notasi, yaitu catatan ringkas tentang sesuatu dalam hal ini buku. Bisa juga dilengkapi dengan beberapa testimoni untuk menguatkan notasi. Di sampul belakang buku juga tidak boleh disisipkan dengan biodata penulisnya, sebab posisi biodata penulis terletak pada halaman belakang setelah daftar pustaka.
2. Context
Context bermakna buku yang ingin diterbitkan sesuai kebutuhan zaman atau sesuai selera pasar saat ini. Contoh buku Aceh Sepanjang Abad yang ditulis oleh H. Mohammad Said, yang konteksnya tetap ‘kekinian’ walaupun itu buku lama. Contoh lainnya buku Masa Depan Dunia karya Kamaruzzaman Bustamam Ahmad yang akan segera diluncurkan. Topik-topik yang konteksnya sesuai kebutuhan zaman misalnya mengenai bisnis narkoba di Aceh, syariat Islam, tarik ulur APBA.
3. Content
Content atau isi buku harus memenuhi dua syarat yaitu correct dan clear.
4. Correct
Datanya harus akurat dan tidak meragukan.
5. Clear
Bagian ini sangat penting, sebuah buku yang ditulis harus ‘bersih’, ‘jernih’, dan tidak ada perdebatan. Contohnya informasi yang berkaitan dengan fakta sejarah.
6. Catching
Bermakna sesuatu yang ‘ditangkap’ atau pemikat oleh pandangan mata. Buku yang terlalu tebal (gemuk) tidak eye cathching dan bisa membuat calon pembaca enggan untuk membaca buku tersebut.
Teori ini bisa juga kita terapkan dalam kepenulisan sehari-hari, khususnya bagi para steemian yang produktivitas menulisnya sangat tinggi. Tanpa perlu terbebani dengan unsur nomor satu dan nomor enam, hendaknya kita bisa menyajikan sebuah karya yang baik di media ini. Kelak karya itu akan menjadi sebuah catatan indah untuk dikenang.[]
Ya ya... yakin kita...
qiuuuuuuuu.....
Cantik-cantik semua kita di situ yaaa.. hahaha
Iya, foto kita colourful yaaa...... mamis mamis kali memang dara Aceh heheheheh
Srikandi memang cantik-cantik kak. Hehe
Ooow...yupss. Setuju sekalii...memang editor punya peran penting. Apalagi dalam sebuah industri penerbitan media massa...
Yup....seorang editor yang baik bukanlah pemaksa kehendak stylenya untuk orang lain, tapi justru mengarahkan agar potensinya melejit... di bilik sebelah ada yang tanya kenapa yang disebut cuma nama suaminya oleh Pak YD hahahahah.
Menarik... , pengen juga ikutan biar kaya. Ada ga Lame, laki menulis?
ada bang.... datang aja setiap rabu jam dua lima belas siang, tempat bisa berubah-ubah...
Keren kam @ihansunrise
tengkyu yaaaa
saya tukang berkhayal dalam kata saja deh hahaha...
hahahahahha kalau tulisan kakak editornya pasti bingung mau diapain lagii
Mantap banget ne udah ada catatan yang ditulis dengan rapi oleh ihan...
Heheheheh....biar kawan-kawan bisa belajar juga nih....
Resume dari kelas yang gak bisa diikuti tadi. Thanks, Ihan!
Btw sepupu Kak Aini, Kak Yuliani Liputo namanya. Dulu beliau penerjemah di Mizan, sekarang sudah jadi editor. Buku yang diterjemahin beraat-beraat kali. Termasuk Dunia Sophie, buku fiksi filsafat. Tapi beliau nulis buku entah cuma 3 atau 4 gitu. Orangnya humble sekali... Yakin deh, nanti Ihan bisa sampai ke maqam tsb. Hehe
wow luar biasa sepupu kakak itu ya, darah penulis berarti emang ada di keluarga kakak... salut sama orang-orang yang begtu
Eh..kayaknya Kak Aini bukan berdarah penulis tapi penulis berdarah, Han. Menghasilkan tulisan yang bagus penuh perjuangan berdarah-darah, tapi ya tulisannya segitu aja. Haha.