'Kami dapat hadiah dari bu guru! lihat ini abi'.
Tunjuk sang anak kepada ayahnya sambil tersenyum lebar
'Apa itu? bagus ya....'
'Baguslah...ini coba lihat. hebatkan'
"Iya hebat..." ucap abinya.
Sejatinya hadiah dari bu guru TKIT itu hanyalah gantungan kunci yang dibuat dari kertas keras bekas voucher nomor operator seluler. bahkan nama merknya masih nampak jelas. namun bukan gantungan kunci itu yang membuat sang anak gembira. yang membuat dia senang alang kepalang bersebab gantungan kunci itu diberikan oleh gurunya yang di cintainya.
Nah, seringnya berharganya suatu pemberian bukan soal apa yang diberikan. namun siapa yang memberikannya. bila yang memberikannya jiwa-jiwa yang kita cintai dan kita hormati, tentunya kesenangan dan kebahagiaan itu tetap muncul walaupun dalam pemberian yang sederhana.
Maka perhatikanlah..pada orang-orang yang saling mencintai, mahar pernikahan sederhana pun menjadi bermakna, rumah tangga yang sederhana selayak istana, kehidupan yang sederhana selayak kehidupan syurga.
Boleh jadi, kenapa kita kurang bahagia saat ini bukan karena kita kekurangan harta benda, ilmu, kebijaksanaan dan kecerdasan. Bisa saja yang kurang dari kita hanyalah cinta..