Jangan sembarangan menggunakan kata-kata dalam puisi. Apalagi sampai menghamburkan kata-kata seperti membuang air comberan ke dalam selokan. Ntar puisimu malah jadi sampah. Jangankan dibaca orang, dilirik pun tidak. Masih untung jika tidak beraroma busuk seperti sampah dalam selokan. Jika sudah demikian, pembaca malah jadi menjauh karena puisimu berbau busuk. Nah kan!
Begitu antara lain sari ‘petuah’ dari Tgk Mahdi Idris yang terungkap dalam sesi bincang-bincang Jurus Seksi Menulis Puisi yang berlangsung di Abuwa Coffe, Jalan Pase Lhokseumawe, Sabtu sore akhir pekan lalu. Bincang-bincang yang digagas oleh Forum Aktif Menulis (FAMe) chapter Lhokseumawe ini di bawah koordinator ibu @asmaulhusna91 yang selalu sigap member semangat kepada pegiat literasi, anak-anak muda kreatif yang berdomisili di sekitar Lhokseumawe dan Aceh Utara. Kegiatan ini dihadiri sekitar 25 peserta, yang tentu saja punya kegemaran dalam bidang tulis-menulis.
Reveal spoiler
Menurut Tgk Mahdi Idris, kata-kata dalam puisi bukanlah kata-kata yang acap diucapkan khalayak. Maksudnya, bukan kata-kata yang sering berhamburan dari mulut orang. Baik berhamburan saat mencaci maki, maupun berhamburan saat sedih nan galau dirajam sepi. Putus cinta, kecewa, marah, kesal, biasanya orang-orang akan menghamburkan banyak kata-kata. Puitis, melankolis. Tapi…., nanti dulu! Sepuitis apapun kata-kata, belum tentu ia bisa masuk katagori puisi yang diminati.
Sebab, puisi yang diminati bukanlah kata-kata yang menghambur begitu saja. Puisi adalah kata-kata yang telah mengkristal. Ibarat fosil yang telah lama terpendam. Puisi adalah kata-kata yang telah dikristalisasi sebelumnya. Tahu kan, kristal itu seperti apa. Bisa jadi ia sebuah butiran yang bercahaya. Berkilauan. Bila dalam gelap ia akan menerangi, sehingga mengundang minat dan daya tarik tersendiri.
Begitu pula kata-kata dalam sebuah puisi. Setiap kata dalam puisi adalah cahaya. Bisa merasuk mata dan bisa menggasak rasa. Sebab, puisi adalah rasa itu sendiri.
Ibarat suatu zat cair, kata-kata dalam puisi adalah zat cair yang telah disuling. Pernah lihat bagaimana sebuah proses penyulingan dilakukan? Mula-mula zat cair itu dipanaskan dalam wadah tertutup hingga mencapai titik didih. Kemudian uapnya dilewatkan melalui suatu bahan pendingin sehingga mencair. Cairan dari uap yang mengembun ini disebut destilat (hasil dari sulingan), sedangkan zat cair yang tersisa dalam wadah disebut residu.
Nah, kata-kata yang ada dalam puisi itu ibarat destilat, sedangkan kata-kata yang berhamburan begitu saja ibarat residu yang hanya layak menjadi sampah. Jadi, sekarang cobalah mulai menulis puisi. Eh, tapi ingat, coba dulu suling kata-kata yang akan dipakai. Bakar dalam wadah imajinasi, embunkan dalam sepi malam, lalu tampung destilatnya ke dalam piala kreativitas Anda.
Reveal spoiler
Namun, meskipun terlihat rumit dan membingungkan, Tgk Mahdi Idris mewanti-wanti kita jangan pernah ragu untuk menulis puisi. Teruslah menulis tentang apa saja, sebab semua puisi adalah bagus adanya. Tidak menarik menurut satu orang, belum tentu ditolak oleh orang lain. Sebab, puisi adalah karya seni, hasil kreativitas yang nilai dan daya tariknya tak terbatas. Jadi, jangan patah semangat untuk terus menulis.
Saya sendiri sangat jarang menulis puisi, karena saya merasa belum mampu mengkristalkan kata-kata. Saya suka memakai kata-kata secara serampangan, lepas landas beterbangan ke mana-mana. Seumur-umur yang saya ingat hanya satu puisi saja, yaitu puisinya Chairil Anwar yang berjudul Senja di Pelabuhan Kecil. Menurut saya, puisi ini romantis banget. Kata-kata di dalamnya sangat mengkristal. Sahabat stemian, apakah Anda pernah membacanya?
Senja Di Pelabuhan Kecil
Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut
Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak.
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.
Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap
Terimakasih atas kunjungan di blog saya, please upvote and follow me @nasirage
[ENGLISH]
Poetry = Crystallization of Words
Do not carelessly use words in poetry. Moreover, to waste words like throwing water into the sewer gully. Your poem is even rubbish. Let not people read, not even glance. Still fortunately if it does not smell like rotten garbage in a ditch. If so, the reader even goes away because your poem smells rotten. Well right!
So, this advices from Tgk Mahdi Idris revealed in the talk session Writing Poetry, place in Abuwa Coffe, Pase road, Lhokseumawe city, Saturday afternoon last weekend. The talks initiated by the Active Writing Forum (FAMe) Lhokseumawe’s Chapter, is under the coordinator of @asmaulhusna91 who is always sprightly to the literacy activists, creative young people who live around Lhokseumawe and Aceh Utara. This activity was attended by 25 participants, who of course have a passion in the field of writing.
Reveal spoiler
Tgk Mahdi Idris said, words in poetry are not words that are often uttered by audiences. That is, not the words that are often scattered from people's mouths. Both scattered when berate, or scattered when sad and worn stunned lonely. Break up, disappointed, angry, upset, usually people will waste a lot of words. Poetic, melancholic. But ..., then first! Not necessarily he can enter the category of poetry that interest.
Because, the poetry is not a word that just wasted. Poetry is a crystallized word. Like a long-buried fossil. Poetry is a previously crystallized word. You know what a crystal is like. It could be a glowing beam. Glittering. When in the dark it will illuminate, thus inviting interest and attraction of its own.
So, do the words in a poem. Every word in a poem is light. Can penetrate the eyes and can taste flavor. Because, poetry is the taste itself.
Like a liquid, words in poetry are refined liquids. Ever seen how a distillation process is done? At first the liquid is heated in a closed container until it reaches its boiling point. Then the steam is passed through a cooling material so that it melts. The liquid from this condensing vapor is called distillate (the result of distillation), while the remaining liquid in the container is called the residue.
Well, the words that exist in the poem are like destilat, while the words are scattered just like a residue that is only worthy of waste. So, now try to start writing poetry. Eh, but remember, try first to distill the words that will be used. Burn in a container of imagination, dew in the night, then hold the destilatnya into the cup of your creativity.
Reveal spoiler
However, although it looks complicated and confusing, Tgk Mahdi Idris warns us to never hesitate to write poetry. Keep writing about anything, because all the poems are good. Not interesting by one person, not necessarily rejected by others. Because, poetry is a work of art, the creativity of the value and appeal of the infinite. So, do not be discouraged to continue writing.
I am very rarely write poetry, because I feel not able to crystallize the words. I like to use words haphazardly, take offs flying around. I remembered was one poem, that is poem’s Chairil Anwar entitled Twiligth at the Small Port. In my opinion, this poem is very romantic. The words in it are highly crystallized. Stemian friend, have you ever read it?
Twiligth at the Small Port
This time no one is looking for love
in the warehouse, the old house, on the story
poles and temali. Ship, boat no seafaring
blowing herself in believing to adhere
Drizzle accelerates dark. There is also a lapel of the eagle
offensive grim, swish the day running swimming
found the coax of will. Not moving.
and now the land and the sleeping water are missing the waves.
No longer. I myself. Walk
combing the peninsula, still hopeful
once arrived at the end and all good-bye
from the fourth beach, the final sedu can be captured
Reveal spoiler
thank for visit, please upvote and follow me @nasirage
keren puisinya
teng ki yu brother @zainalbakri telah berkunjung ke blog ini...., tapi itu bukan puisi saya, melainkan puisi Chairil Anwar yang sangat saya sukai karena romantismenya luar biasa...heheh
Masya Allah kanda @nasirage, mengena sekali kata2mu kanda. Merinding jadinya membaca tulisanmu itu. Banyak sekali kata2 nan indah di sana yg sampai detik ini tak mampu kutelaah. Kini setelah membaca tulisanmu yg bgitu mendayu-dayu, Antara semangat dan kurang perrcaya diri, aku akan terus belajar dan akan trus mncoba menulis puisi. Barusan sy sdh trlanjur mmbagikan sbuah puisi kecil sy yg tak tau apakah benar atau salah, tp sy sdh mncoba. Trimaksih kanda atas petuahmu yg sngat brharga bak mutiara bagi pecinta syair nan indah yg dibalut dlm bait2 puis sprti saya. Klo tdi kanda kasih ponten sy 100,skrg sy ponten 1000 buat kanda, hehe..
Biasa aja Dinda @muaziris....selagi kita mau menulis lama lama akan terbiasa dan makin cerdas memakai kata... Salam silaturahmi
terima kasih bang @nasirage
karena terlambat datang kemarin, jadi ketinggalan materi
tapi berkat postingan saya bisa memperoleh informasi dan ilmu dari hasil diskusi yang ketinggalan kemarin :)
Alhamdulillah @yundriana....semoga bermanfaat
the words in the puisi are like golden sparkling, so it is not indiscriminate to anyone who is capable of deepening, because he needs a great skell, with a very long process of time, and a deep experience, not to forget repeated correction.
Thank a lot @smokerr to coment in this posting....I agree with your opinion...
Mantap bang @nasirage, saya salah satu orang yang menyukai puisi walaupun saya sendiri tidak bisa nulis puisi. Hehe
Sama kita...saya juga belum bisa tulis puisi...tapi menyukai puisi...hehe
Sangat salut dengan kanda @nasirage, luar biasa puisinya
Puisi bisa menyejukkan hati karena kata kata di dalamnya bagai kristal yang bercahaya (kata Tgk Mahdi Idris)...
Banyak masukan berkualitas tentang puisi, jadi lebih bisa menghargai kata-kata dalam sajak.
Terimakasih
Postingannya sangat bermanfaat
Meskipun terdengar sulit tapi menulis puisi bisa dilakukan siapa saja, dan jgn pernah ragu utk terus menulis....
keren..
This post has received a 0.14 % upvote from @drotto thanks to: @banjo.
Ulasan yang keren beken...
Hahahaha. Ya ya ....saya yg tak paham puisi mengulas ttg puisi, entah apa jadinya....
You got a 0.69% upvote from @mercurybot courtesy of @nasirage!