Awal pertemuan, sama sekali tidak memikiki rasa apapun terhadapmu. Cinta masa sekolah saat itu, usia labil yang mulai beranjak dewasa, membuat semuanya hanya seperti permainan. Aku, perempuan yang memiliki banyak cinta ketika itu, dan kau 2 dari 3 bahkan 2 dari 4, bukan, bukan cinta seperti remaja nakal lainnya, hanya sebatas cinta dalam hal komunikasi.
Kau yang ketika itu di kelilingi banyak teman wanita dengan usia dininya, membuatmu tak mampu untuk menjalani hubungan yang serius denganku, lalu entah apa dengan semua kekurangan mu dan yang ku anggap sebagai kelebihan mu itu membuatku begitu teramat sangat menyayangimu. Tapi sayang, cinta kita tidak pernah bertahan lama.
Seakan semuanya begitu terencana, pertemuan singkat yang mampu menciptakan cinta yang begitu hebat, membuatku lupa bahwa kau dan aku adalah saudara.
Perjalanan cinta yang begitu melelahkan, perpisahan yang meninggalkan luka yang mendalam, kehadiran orang ketiga yang terkadang membuatmu lupa akan diriku, tapi entahlah, hal apa yang begitu membuatku tak pernah bisa melupaknmu.
Setelah sekian lama menanti, bukan hitungan bulan tetapi hitungan tahun, aku yang tetap mencintaimu seperti biasa dengan bahagia menrima kehadiranmu kembali, bahagia, bahagia yang begitu luar biasa yang kudapati seakan aku tak mempunyai problema hidup.
Awal pertama memulai ulang semuanya dari awal masih terasa sangat baik dan indah, tetapi hal itu tak berlangsung lama, sesuatu hal terjadi, hal yang tak pernah terfikirkan sebelumnya oleh ku, hal yang begitu menakutkan bagi kami, bagaimana tidak ketika itu usia kami masih terpaut sangat muda.
Cinta yang tak di restui, begitu menyakitkan dan teramat sangat menyedihkan, entah itu takdir atau hanya kesalahan kami dalam melangkah, yang jelas kami bisa apa dengan usia semuda itu, aku seorang wanita dengan pemikiran labil dan dia lelaki dengan mental perempuannya dia begitu lemah dalam hal perasaan, perjuangan yang begitu melelahkan, seakan semuanya tiada akhir, tangisan yang tak kunjung mereda, emosi yang tak pernah terhenti, bahakan perpecahan keluarga, membuat batin ini begitu tersiksa
Tetapi entah apa, dibalik semua sakit dan perinhya hal itu, kami mampu bertahan dan mau berjuang, apa yang sebenarnya patut untuk di perjuangkan, cinta. Entah kami yang terlalu egois atau orang tua yang punya hati.
Kisah itu, bukan hanya sekedar tangisan kepedihan, ada kebahagiaan disana dibalik kerasnya perjuangan, kisah yang melibatkan banyak orang, dan pada akhirnya kami gagal, tetapi semua tidak berakhir, kami masih bersama dan dengan harapan bisa bersatu nantinya dan bersama sampai akhir hayat.
Dan ini hanyalah cerita singkat dari semua pengalaman yang terjadi.
Image source:
Hi! I am a robot. I just upvoted you! I found similar content that readers might be interested in:
https://www.facebook.com/AnggiVenti0212/