Hai steemian hebat
Kata gangguan jiwa seolah sangat menakutkan untuk didengar, tapi sadar atau tidak kita telah hidup berdampingan dengan orang yang menderita gangguan jiwa. Gangguan jiwa banyak macamnya secara teori, tetapi bagi kita orang awam mungkin dapat mengenali beberapa hal.
Beberapa gangguan jiwa yang sering saya jumpai adalah Skizofrenia, gangguan mood dan kecemasan serta ketergantungan obat penenang. Tapi di postingan kali ini saya hanya akan membahas tetang ketergantungan obat. Ketergantungan obat disini saya maksud adalah seseorang yang tak bisa lepas dari obat-obatan yang termasuk golongan penenang seperti contoh Merlopam dan Alprazolam.
Apa itu obat penenang?
Obat penenang merupakan obat yang digunakan untuk pasien depresi, mempunyai efek samping yang menyebabkan penggunanya tertidur pulas. Seringnya obat ini dikenal sebagai obat tidur padahal ini adalah efek samping yang didapatkan. Obat ini digolongkan ke dalam benzodiazepin yang bekerja dengan menekan sistem saraf pusat.
Gejala pengguna
Berangkat dari pengalaman pribadi menjumpai pasien dengan ketergantungan obat, kebetulan pasien ini telah berusia lebih dari tujuh puluh tahun. Ia mengkonsumsi obat selama 30 tahun lamanya.
Sekilas tak ada yang aneh dengan pasien saya ini, tetapi dari keluarga saya tahu bahwa ia sering marah tanpa sebab, tidak dapat tidur nyenyak di malam hari, sering mengeluh pusing, tertidur disembarang tempat kapan saja, tidak mengindahkan panggilan atau arahan, bicara kacau dan tidak pada kaidahnya.
Gejala putus obat
Biasanya pasien dengan ketergantungan obat penenang akan merasa sangat cemas bila obatnya habis. Ia akan berusaha mendapatkan obat dengan cara apapun. Pasien dapat menunjukkan gejala demam, muntah, pusing, tak mampu beranjak dari tempat tidur meski tak dapat memejamkan mata, pasien tampak gelisah, berkeringat dingin, kadang kala pada pasien usia lanjut tekanan darah dan nadi juga meningkat dan disertai rasa sakit yang teramat sangat di sendi dan punggung. Sakit yang dirasakan tidak dapat hilang dengan obat penghilang nyeri biasa seperti Paracetamol dan Asam Mefenamat.
Saya sering menjumpai pasien ketergantungan obat, juga mengkonsumsi penghilang nyeri dalam dosis yang besar untuk dapat menghilangkan nyeri yang dirasakannya.
Kerugian bagi pengguna dan keluarga
Jelas setiap penggunaan obat yang tak semestinya akan menyebabkan banyak kerugian. Berikut adalah kerugian bagi pasien:
Gangguan psikologis
Bagi pasien yang ketergantungan obat biasanya ia akan merasa cemas dan kepanikan bila obatnya habis atau hilang karna disembunyikan oleh keluarganya. Ia tidak akan betah di tempat dimana akses untul mendapatkan obat sulit.
Kebutuhan dosis obat meningkat seiring lamanya penggunaan
Penderita biasanya juga akan resisten terhadap dosis, maksudnya pada awalnya biasanya ia cukup mengkonsumsi satu butir setiap kali minum dan merasakan efek yang diinginkan yaitu lebih tenang, cemas hilang atau berkurang, dan bagi yang minum untuk dapat tidur maka ia dapat tidur pulas setelahnya.
Tetapi pada penggunaan jangka panjang efek yang diinginkan akan hadir bila ia mengkonsumsi lebih dari satu butir untuk mendapatkan efek yang diinginkan. Ketika berada pada kondisi kekurangan dosis pasien merasa cemas, sulit tidur, bicara kacau dan biasanya akan mencari cara agar dapat memperoleh obat tambahan.
Kerugian finansial
Penggunaan obat jangka panjang dengan dosis yang tak terkendali berdampak pada pengeluaran finansial yang makin meningkat. Pasien saya dapat menghabiskan uang dua sampai tiga juta perbulan untuk obat ini. Saya mengecek harga obat Merlopam satu strip yang berisi 10 tablet secara on line adalah 180.000 rupiah. Pasien saya ada yang minum 4-5 butir sehari bayangkan saja berapa pengeluarannya untuk obat ini perbulannya.
Kerugian bagi keluarga pasien:
Sering menjadi sasaran kemarahan
Harus menghadapi kenyataan berat bahwa keluarga mengalami ketergantungan
Selain beban psikologis keluarga juga merasakan beban finansial untuk memenuhi kebutuhan pasien. Tak jarang keluarga harus menanggung malu karena pasien meminta pinjaman dari berbagai tempat.
Solusi
Bicarakan dengan penderita secara hati kehati tentang efek ketergantungan obat
Cari tau beban psikologis yang dirasakan
Ajak pasien berkonsultasi ke dokter atau terapis
Jangan langsung memutuskan obat tanpa berkonsultasi dengan dokter.
Bila pasien menunjukkan gejala putus obat, bersikaplah tenang, dampingi pasien dan segera konsultasi ke dokter bila menunjukkan gejala yang dapat membahayakan nyawa misalnya tindakan ingin bunuh diri.
Rehabilitasi, banyak tempat yang memberikan rehabilitasi penyalah gunaan obat, tetapi biasanya ada batasan umur.
Demikian bahasan saya tentang ketergantungan obat, nantikan bahasan gangguan jiwa selanjutnya.
Salam steemian hebat...
Ngeri ya dampak ketergantungan obat....
Iya ihan... Ngeri
Tulisan yang sangat bermanfaat
Trima kasih sitti
Itu termasuk Ketergantungan obat nafsu makan gak sih kak?
Apa akan Bikin marah² juga?
Ima konsumsi obat nafsu makan soalnya, tpi gak tau efek negatif nya apa
Yang kk bahas adalah golongan obat benzodiazepin contohnya Merlopam dan Alprazolam, kalau obat nafsu makan biasanya isinya curcuma (temulawak). Tapi jelas nya kk juga tidak tahu dek ima minum obat namanya apa? Kalo jamu2 an isinya ga jelas dek, komposisi yang tertera bisa berbeda dengan isi yang sebenarnya. Ada baiknya konsumsi obat yang jelas ada ijin BPOM dan sebaiknya konsul dokter atau ahli gizi dek. Demikian jawaban kk dek, semoga bermanfaat, kalo ada pertanyaan lagi silahkan ya....
Jenis obat yang ima konsumsi kianpil kak, sejenis jamu,merangsang nafsu makan banget,dan terbukti bisa meningkatkan berat badan.makanan apapun terasa enak di makan
Coba cek ada BPOM dan izin depkes ga?
Sebagai pasien, kita berhak menanyakan ke dokter efeksamping dari obat yang diberikan.
Iya benar dek sebagai pasien kita berhak tau kegunaan obat, cara kerjanya dan efek samping yang mungkin timbul. Tetapi terkait ketergantungan obat, kita tidak bisa saling menyalahkan, adakalanya pasien sendiri yang mencari obat untuk gangguan tidur misalnya tetapi akhirnya ia ketagihan. Ada kalanya juga pemberian obat ini dengan maksud terapi, dan biasanya dokter sudah mempunyai pertimbangan sendiri dalam pemberian obat ini, seharusnya pasien jika sudah menunjukkan gejala ketergantungan segera berkonsultasi kembali ke dokter. Demikian dek semoga bermanfaat. Terima kasih sudah berkunjung..
Sebenarnya ada terapi lainnya selain obat penenang kak ya? Seperti terapi perilaku dengan merutinkan olah raga atau Yoga.
Pada pasien gangguan jiwa memang ada terapi lain selain obat, benar seperti yang adek katakan. Merutinkan olah raga dan mendekatkan diri kepada sang pencipta adalah pilihan yang bijak untuk menghindari ketergantungan obat penenang, termasuk terapi komplementer seperti yoga pasti sangat bermanfaat untuk membantu pasien. Terima kasih sudah berkunjung..