Menulis seharusnya bukanlah hobi. Tapi menulis adalah kewajiban. Karena ia kewajiban, maka cukup sebagai alasan kenapa saya menulis.
Banyak cara dan model dalam menulis. Namun, saya lebih menyukai hal yang berbentuk syair.
Kubaca bait-bait Arab, kupahami lalu kubuatkan bait-bait itu dalam bentuk bait-bait berbahasa Aceh. Matan Jauharah, bait Arab dalam masalah tauhid sebanyak 144 bait itu kuterjemahkan dalam bahasa Aceh berbentuk bait juga. Matan Sullam Munawraqi, juga bait bahasa Arab dalam ilmu mantiq, sudah juga kuterjemahkan dalam bahasa Aceh berbentuk nadham.
Kini, Hidayatus Shibyan, bait yang mengupas tentang tajwid telah juga kuselesaikan. Tidak banyak memang, hanya 40 bait. Kuiringi bait dalam terjemahan yang kusarikan dari berbagai sumber. Akhirnya nadham terjemahan itu berjumlah 80 lebih.
Di samping tiga nadham itu, ada juga nadham Menolak Wahabi yang sedang kurampungkan bersamaan dengan bait Alfiyah yang berjumlah 1002 bait. Semoga bisa selesai dalam tahun 2018.
Dari 5 karyaku ini, hanya satu saja, Permata Tauhid yang merupakan terjemahan Matan Jauharah telah dicetak. Karena biaya cetak disumbang oleh seorang donatur, maka buku itu pun ku sedekahkan dan kuberikan secara percuma kepada siapa saja yang berminat mempelajarinya.
4 yang tersisa, karena keterbatasan biaya cetak, hingga hari ini, buku nadham tajwid ini sudah ada yang meminta lebih 100 orang, belum sempat kupenuhi.