Perempuan kerap di anggap sebagai seseorang yang lemah, tidak kuat, memiliki hati yang lembut, dan cenderung sering mengeluarkan air mata.
Sehingga patutlah bagi setiap laki-laki untuk menghargai perempuan-perempuan nya, baik ibu nya, saudara perempuannya dan tak terkecuali istri nya sendiri.
Berbicara soal rumah tangga, tidak sedikit perempuan mendambakan kehidupan yang penuh dengan kebahagiaan, penuh dengan kedamaian, penuh dengan belaian kasih sayang dari seorang lelaki, pendamping hidupnya.
Tak heran seringkali perempuan merasa sudah terlengkapi bila telah hadir sosok lelaki penyempurna agamanya di dalam hidupnya.
Dan sebagai seorang perempuan yang kerap di pandang sebagai makhluk yang lemah dibandingkan lelaki sudah selayaknya mendapatkan segala perlakuan yang pantas di mana pun dan kapanpun oleh lelakinya.
Sayangnya, tak semua perempuan mendapatkan keuntungan yang sepatutnya.
Bagaimana jika mereka justru mendapatkan berbagai pukulan, siksaan, hinaan, tamparan, bahkan ancaman pembunuhan pun jatuh dari mulut lelaki nya sendiri.
Hal itu kerap tak di duga oleh perempuan-perempuan tersebut jauh dari hari sebelumnya.
Seakan kebahagiaan yang pernah di impikan bersama lelakinya sekejap luruh seketika, hanyut dalam khayalan, yang tinggal hanya kesendirian, di sudutkan, di manfaatkan, di permainkan, bahkan diperlakukan layaknya binatang.
Tak hanya itu, lelaki juga melupakan kewajibannya sebagai seorang ayah untuk memenuhi kebutuhan lahir dan batin anak-anaknya sendiri.
Mengapa hal ini terjadi? Apa kesalahan yang sebenarnya dilakukan perempuan sampai lelakinya sendiri berani melakukan hal tersebut?
Salahkah bila perempuan melarang lelakinya yang hendak berbuat tidak baik? Atau
Benarkah bila perempuan membiarkan saja lelakinya berbuat nakal sesuka hatinya?
Sekiranya lelakilah yang kerap bermain api, lelakilah yang enggan menerima kekurangan perempuan nya bila tidak dapat memenuhi "hasrat" nya, lantas lelakilah yang sering melanggar janji dan meruntuhkan impian yang pernah di bangun bersama dulu..
Lalu, ke mana kah kehidupan yang pernah di citakan itu?
Ke mana kah kebahagiaan yang selalu di dambakan itu?
Apakah hanya ada di waktu dulu saja??
Dulu, di saat masih memadu kasih dan memiliki harapan yang sangat besar untuk hidup selamanya?
Entahlah.
Mungkin, dengan memiliki pikiran dan jiwa yang tegarlah membuat perempuan - perempuan seakan sadar dan segar kembali serta memetik hikmah dari setiap cobaan yang menimpanya. Mereka kembali bangkit, kembali tersenyum dan kembali melawan arus dari setiap bilik rintangan kehidupannya.
Dan pada akhirnya merekalah yang menjadi "pemenang" dari setiap rintangan dalam hidup berumah tangga.
Inspired by "Kala Perempuan Diuji" -Ayu Arman
Usahakan tag nya buat sesuai dengan isi tulisannya, dekmif. Biar masuk ke trending. Misalnya, indonesia story life. :)
Ohhh gitu bg okee bg ๐๐ tq ya
Bisa ubah terus tuu biar bisa di baca sama org jadi tranding
Jeut bangg ๐ Kaleuh d edit bacut nyan bg. Mksh abang beuh. ๐