Pelajaran Hidup dari Mbah Mangun

in #zzan5 years ago

IMG-20200313-WA0015.jpg
Sumber foto

Saya pernah beberapa kali membaca kisah tentang orang yang menyiapkan sejumlah perlengkapan untuk kematiannya ketika ia masih terlihat bugar. Orang-orang ini, sebagian besar karena berpandangan tak mau merepotkan tetangga atau sanak familinya, ketika kontrak hidupnya telah selesai.

Ada juga kisah pejabat yang takut disuap atau menyuap. Ia meletakkan kain kafan yang masih baru di bawah meja kerja. Katanya, setiap melihat kain kafan itu di bawah mejanya, ia pun akan ingat dengan kematian.

Hal itu dikatakan menjadi pengingat paling keras untuk tidak berlaku curang atau bersikap menyeleweng.

Tapi kali ini, kisah Mbah Mangun, seorang kakek berusia 87 tahun dari Dusun Pedukuhan Mendiro, Desa Gulurejo, Kecamatan Lendah, Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta, mengagetkan saya.

Pasalnya kakek ini sudah cukup melarat. Ia bukan orang kaya yang ingin menunjukkan pada tetangga atau sanak keluarganya yang lain bahwa ia mampu mengurus semua kebutuhannya, termasuk kebutuhan saat ia mati kelak.

Tetapi itulah yang dilalukan kakek ini. Ia pun memutuskan menjual tiga ekor kambing miliknya untuk membeli semua yang ia perlukan. Peti mati, kain mori hingga batu nisan. Bahkan ia sudah menggali liang lahatnya sendiri.

Jadi kalau dia mati, katanya, orang hanya perlu memasukkan jasadnya ke peti mati dan menguburkannya. Semua sudah ia siapkan sendiri.

Jika semua itu dilakukan oleh mereka yang berkecukupan, mungkin ini tidak terlalu membuat saya penasaran. Namun ini dilakukan oleh orang yang hidup jauh dari tingkatan mampu. Bahkan boleh dibilang jauh dari cukup.

Mbah Mangun hanya menempati sebuah gubuk kecil. Dinding rumahnya dari anyaman bambu. Tempat tidurnya juga hanya papan. Tetapi dengan segala kondisi yang serba kekurangan itu, ia justru ingin mengambil alih semua kewajiban orang-orang yang dekat dengannya. Mengambil alih kewajiban orang-orang yang masih hidup.

Seakan ia tak ingin orang lain berkorban untuknya, meski setelah ia tiada. Seakan ia ingin semua perjuangan hidupnya itu harus diparipurnakan dengan melengkapinya sendiri, bahkan hingga untuk urusan kuburnya.

Itulah yang dilakukan Mbah Mangun. Adakah pelajaran yang bisa kita petik dari cerita ini? Bagaimana menurut Anda?

Sort:  

ya, jangan pernah menyusahkan orang lain. moga bisa seperti itu.

Loading...
 5 years ago  Reveal Comment