Ini adalah gelar bicara pertama yang pernah saya ikuti dengan suasana asik santai. Hari itu saya diberitahu seorang teman tentang undangan dari Bapak Muhammad Yusdiarto, kepala RRI Lhokseumawe. Saya datang ke kantor RRI pagi itu, disambut hangat oleh pak Yusdiarto bersama seorang rekannya. Pak Yusdiarto langsung to the point bahwa saya diundang menjadi nara sumber di acara Sharing Time.
Dengan dedekan saya mengamini undangannya, terus terang saya belum pernah on air di radio lainnya sebelumnya. Apalagi acaranya live. Tapi ini satu tantangan yang mesti saya tuntaskan, kata saya saat itu.
Malamnya, tanggal 20 Januari 2020 gelar bicara yang bertajuk "Puisi" pun berjalan lancar. Acara di pandu oleh host yang a cantik Yuna. Banyak yang kami bahas malam itu, meski dengan pengetahuan saya yang terbatas saya berusaha untuk tampil maksimal semoga pendengar RRI tidak kecewa.
Kami tidak pernah lupa pada jalan ini, jalan puisi yang membentang dalam imajinasi membentuk kata menjadi karya sastra yang terikat oleh irama, rima dan penyusun bait dan baris yang bahasanya terlihat indah dan penuh makna.
Terimakasih Untuk Radio Republik Indonesia, terus mengudara di bumi nusantara. Sekali merdeka tetap merdeka.
This is the first speaking title I have ever followed with a relaxed atmosphere. That day I was told a friend about the invitation from Mr. Muhammad Yusdiarto, head of the RRI Lhokseumawe. I came to RRI's office that morning, greeted warmly by Mr. Yusdiarto with a colleague. Mr. Yusdiarto directly to the point that I was invited to be a resource in the Sharing Time event.
With Dedean I was practicing his invitation, frankly I have never been on water on other radios before. Moreover, the event is live. But this is one challenge that I have to complete, I said at the time.
In the evening, on January 20, 2020 the title of the talk titled "Poetry " went smoothly. The show was guided by the host who a beautiful Yuna. Much we discussed that night, although with my limited knowledge I tried to appear maximally hopefully RRI listeners are not disappointed.
We never forget this path, the path of poetry that stretches in the imagination forms the word to be a literary work tied by the rhythm, rhyme and composing verses and lines whose language looks beautiful and meaningful.
Thanks to Radio Republik Indonesia, continue to air on the archipelago Earth. Once independence remained independent.