You are viewing a single comment's thread from:

RE: Sejarah Tanaman Teh di Bener Meriah

in #history7 years ago

Iya bang @dipoabasch idealnya begitu. Sayang pemda belum jadikan teh tanaman komersial spt belanda. Padahal, rasa dan aromanya disukai, khas.

Kemarin, produksi kopi turun hingga 30 persen. Dugaannya, perubahan iklim. Sesuai teori ekonomi, barang sedikit, permintaan banyak. Harga kopi naik drastis. Tertinggi sejak 10 tahun terakhir. Sekarang harga sudah normal. Banyak alternatif sumber ekonomi bagi warga dan negara. Tapi sayang, sistim fee melalaikan para pemegang kebijakan. Kerja asal saja, uang banyak.... Kedepan, teh sangat menjanjikan... Semoga

Sort:  

Mudah2an saja ada upaya untuk meningkatkan produksi, saya kurang setuju kalau semuanya dibebankan pada pemerintah, bang. Gayo punya banyak sekali potensi yang sama seperti Jawa Barat, dan kebanyakan daerah produksi cukup mandiri.

Terlalu lama dikenal sebagai penghasil kopi, meskipun juga penghasil kentang, alpukat dan lain sebagainya, sehingga agak sulit juga mengembangkan alternatif lain ya?

Pemerintah terlalu sibuk dgn urusan pribadi ketimbang masyarakat, bahkan peneliti atau ilmuwan saja kurang berani mengambil tindakan utk mendorong mereka, padahal orang berilmu dan berpendidikan lebih jago ngomong dan mempengaruhi.

@dipoabasch iya setuju bang. Tak bisa berharap banyak pada pemda. Swadesi tentu lebih berarti. Saya beberapa kali kasi masukkan soal teh ini pada anggota dprk di Bener Meriah, mereka mengangguk-angguk, saya kira ngerti, eh rupanya ngak nyambung.. Mudah mudahan bupati merespon. Minimal memulai tanam teh skala kebun pribadi... Semoga besok lebih baik

Aamiin, apalagi bupati masih muda yaa, putra asli pula. Semoga ada kemajuan di masa mendatang, aamiin.