Bahasamu menunjukkan bangsamu bahkan menurut saya lebih tepat (ketinggian derajatnya). Apakah itu derajat secara sosial maupaun ekonomi..
Saya mau bahas, makian tapi dengan sopan bg, misalnya ni, "kau ni macam cicak gak tau bumi" waww, itu menurut saya sangat brilian,.
Tros gini juga bg, pernah dengar bahasa orang aceh yang "terbalik" gitu.. Misalnya "tapeasam" = ka pap ase,.. Tros, "langsa lam penjarom" = langsung lam penjara, atau "tulong bak punggak = tulak bak punggong, masih banyak lagi cacian lain. Itu perlu di bahas bg, menurutku itu makian, cacian, tapi sangat elit. Bisa dijamin diatas tahun 2020 banyak anak aceh pada gak tau tentang" bahasa balek" ni.
Bisa dijamin yang di maki senyum2, padahal dia sedang kena maki tapi gak sadar saking tinggi sastranya..
Mantap bg, sangat menarik pembahasan ini.. Tapi gini juga bg @sangdiyus, saya mau lihat dari sisi yang lebih berbeda lg ni..
Tapi mantap bahasannya bg @sangdiyus..
Pernah. Pertama dengar dari guru Matematika SMA. "Nyan ban hai lako: Nyan boh hai rakan". Artikel di atas belum sepenuhnya lengkap. Terimakasih sudah memberi tambalan di lubang-lubang gagasanku.
Aku sepakat dengan terjemahan Bro atas 'Bahasa Menunjukkan Bangsa'. Di era feodalisme kerajaan Melayu Nusantara, istilah berbangsa menunjukkan strata sosial. Gaya bahasa tiap strata (terutama diksi penyebutan orang dengan pangkat/jabatan tertentu) juga berbeda. Contoh nyata masih terlihat pada penjenjangan Bahasa Jawa;
Terimakasih telah singgah dan menyumbang-saran.