Kita selalu bertemu,tapi masing2 main hp masing2, hahahaha.
Sedikit pengalaman
Saat saya di banda aceh, saya selalu mencari kawan, salah satu caranya membuat komunitas, bikin grop ini dan itu. Ada makna yang sangat dalam yang tersirat dari keiinginan mencarin kawan tersebut, dan baru saya tau saat sy sdh menetap di kampung.
"ternyata selama saya di banda, saya telah jauh dari makna uhkwah yang hakiki, berteman hanya sebatas kepentingan, sehingga jiwa saya merasa,meski banyak teman, saya seperti tdk memiki teman". Masing2 kita sibuk, sibuk dengan hp, dengan pekerjaan dll. "dunia dan teknologi telah menjauhkan yanh dekat mendekatkan yang jauh".
Saat dikampung saya malah kadang harus menghindar agar tdk bertemu orang2, kadang rasa malas berbasa basi muncul, rasa ingin menyendiri datang, dll. Di sini pertemanan itu dari hati, saat bertemu, tdk ada yang pegang hp atau sedang menulis di laptop. Bercanda tanpa perantara. Hidup begitu nature.
Dan saya yakin, suatu saat dengan perkembangan teknologi yg sangat cepat ini, hal2 yang alami, yang lahir dr hati akan punah, bagi bayi yang lahir di zaman now itu hal yang biasa, bagi kita generasi panyet serungkeng, akan merindukan semuanya yang telah hilang, begitu juga dengan pak rektor dan ibu susi
Sekuat apapun kita berharap, yang ditakutkan itu memang pasti terjadi. Dan, kita akan merindukan sesuatu yang telah hilang. Mudah-mudahan saja, saya berharap, teknologi hadir bukan untuk memutuskan silaturahmi, tapi justru memperkuatnya.
Soal asik dengan hp, itu fakta. Steemian pun begitu, karena asik menulis dan membalas komentar, sialnya dari kawan-kawan yang sedang ngumpul pulak!
Khak