Tertiblah Berbahasa Indonesia! (6)

in #indonesia7 years ago (edited)

Tentang Kata-kata Tanpa Huruf H

Hingga kini masih sering saya temukan pengguna bahasa Indonesia yang mencantumkan atau menambahkan huruf h di dalam kata yang dia tulis atau ucapkan. Padahal, huruf h itu memang tak ada baik di awal, tengah, maupun akhir kata (contohnya imbauan, Asar, dan tablig. Namun, sebagian pengguna bahasa Indonesia justru menuliskannya menjadi himbauan, Ashar, dan tabligh. Dengan kata lain, h dimunculkan di awal, tengah, maupun akhir kata).

Kesalahan ini terjadi, antara lain, penulis atau penutur tak sangat menguasai bentuk baku dari kata-kata yang sudah menjadi entri di dalam KBBI, khususnya KBBI terbaru, edisi V terbitan tahun 2016.

Penyebab kedua, bisa jadi si penulis atau penutur sangat kekeh (ngotot) bertahan pada pelafalan bercorak Arab, Inggris, atau Belanda, sehingga ada kata yang sebetulnya tanpa h, ia tambahkan huruf h-nya. Misalnya pada kata andal (ditulis dan dilafalkan handal), kata batin (ditulis dan dilafalkan bathin), kata duafa (ditulis dan dilafalkan dhuafa), atau kata teknologi (dituliskan tekhnologi dan kerap dilafalkan tekhnolojie).

Semua itu adalah bentuk yang salah atau tidak baku. Jadi, jangan gunakan lagi. Kembalilah ke "jalan" benar kebahasaan.

Berikut ini saya sertakan daftar kata tanpa huruf h yang sering saya dapati dituliskan atau diucapkan salah oleh pengguna bahasa Indonesia.

Khusus beberapa kata yang jarang digunakan, tapi tetap salah tulis, saya sertakan arti katanya secara ringkas di dalam tanda kurung (...) agar mudah dipahami apa maknanya. Misal, kata damir (bukan dhamir atau dhamier), saya cantumkan di dalam tanda kurung artinya, yakni (perasaan terhalus atau yang paling halus).

Demikian saja, selamat membaca dan yang terpenting serius kita praktikkan dalam keseharian kita. Cintailah bahasa Indonesia dengan menggunakannya secara baik dan benar.

            ***

afdal, bukan afdhal
akil balig, bukan akil baligh
alfabet, alfhabet atau alphabet
ambal, bukan hambal
andal, bukan handal
Asar, bukan Ashar
asar, bukan ashar
ateis, bukan atheis
ateisme, bukan atheisme

bakti, bukan bhakti
batin, bukan bathin
bagian, bukan bahagian
bugat, bukan bughat (pemberontak)

Cina, bukan China

darma, bukan dharma
daif, bukan dhaif (lemah)
damir, bukan dhamir (perasaan terhalus)
duafa, bukan dhuafa
duha, bukan dhuha (salat sunat pkl 10.00)

empas, bukan hempas

fadilat, bukan fadhilah
fardu, bukan fardhu

gaib, bukan ghaib
geotermal, bukan geothermal
gibah, bukan ghibah (bergunjing)

hidrosepalus, bukan hidrochepalus

IMG-20180518-WA0011.jpg
Sebuah pengumuman di Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry. Masih menggunakan kata himbauan.

imbau, bukan himbau
imbauan, bukan himbauan
impit, bukan himpit
inci, bukan inchi
isap, bukan hisap

kabar, bukan khabar
karakter, bukan kharakter atau character
karisma, bukan kharisma
keki, bukan kheki (merasa tak senang)

la, bukan lha
laba-laba, bukan labah-labah
lo, bukan lho

maraton, bukan marathon
Magrib, bukan Maghrib
mubalig, bukan mubaligh
musala, bukan mushala atau mushalla

IMG-20180518-WA0012.jpg Contoh penulisan kata 'musala' yang tak standar pada sebuah kantor pemerintah di Banda Aceh.

noktah, bukan nokhtah

Ramadan, bukan Ramadhan
rida, bukan ridha
risi, bukan risih

saf, bukan shaf
sahih, bukan shahih
salat, bukan shalat
saleh, bukan shaleh
sila, bukan silah
silakan, bukan silahkan
siluet, bukan silhuet (gambaran menyeluruh)
Subuh, bukan Shubuh
subuh, bukan shubuh

tablig, bukan tabligh
taharah, bukan thaharah
talasemia, bukan thalassemia
tawaf, bukan thawaf
teknik, bukan tehnik
teknologi, bukan tekhnologi
telepon, bukan telephon atau telefon
tema, bukan thema
terapi, bukan teraphi
termometer, bukan thermometer
tesis, bukan thesis

utang, bukan hutang

wudu, bukan wudhu atau wudhuk

zalim, bukan dhalim atau dholim
Zuhur, bukan Zhuhur
zuhur, bukan zuhur
zenit, bukan zenith (titik puncak).

IMG-20180425-WA0147.jpg Awak FAMe tekun belajar menulis dan menjunjung tinggi bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dan bahasa resmi negara.

Semoga semua Steemian atau kreator konten di platform istimewa ini terjaga terus kualitas bahasa Indonesianya.

Banda Aceh, 19 Mei 2018

Tertanda,

YD
Pembina FAMe dan
Redpel Harian Serambi Indonesia

Sort:  

betapa bangga saya mengenal Abang YD dari Aceh. Pergumulan bahasa yang kadang kita lupa saat bercengkerama dan menulis menjadi persoaln yang jauh berbeda, apalagi untuk menulis sebuah artikle atau karya ilmiah. Pencerahan yang seperti ini tentu membuat kualitas teman-teman FAMe jadi andal. Sungguh berbahagia teman-teman Stemian punya Bang YD...

Terimakasih ketua

Syukur, bisa berpegang di azimat yang Bapak suruh unduh tempo hari.

Bereh, bukan bhereh bereh is This post, top markotop

Alhamdulillah terimakasih bang, ternyata masih banyak kesalahan dalam penggunaan kata-kata selama ini.

Ayo tertiblah berbahasa. Target FAMe adalah mewujudkan sebanyak-banyaknya orang Aceh yang jago berpidato, cerdas menulis, tertib serta santun berbahasa.

bahasa menentukan karakter penggunanya

Jujur saja bang, perubahan-perubahan ini terus terjadi sejak lama, terutama di era reformasi dan membuat pusing karena apa yang baku sebelumnya menjadi berubah dan bisa berubah lagi. Ini masalah menurut saya, kalau harus terus ikuti perubahan yang terus menerus dengan terlalu cepat sangat berbahaya. Sosialisasi atas perubahan di awal saja belum selesai, eh, diubah lagi diubah lagi, jadi bingung, toh bahasa bukan hanya sekedar bahasa tapi pola pikir. Ini menurut saya ya, bang.

Sejak empat tahun terakhir, setahu saya, hanya satu kata yang berubah di KBBI. Yakni kata bentukan memerhatikan kembali ke bentuk normal memperhatikan. Alasannya kata memperhatikan bukan diambil dari kata dasar perhati (yang artinya cermati), melainkan dari kata hati, lalu muncul varian berhati, memperhatikan, dst-nya.

Cuma di KBBI baru bertambah ribuan kata baru. Jumlah entri di KBBI IV sekitar 98.000 lema, di KBBI V totalnya 127.063 lema. Di antara lema baru itu adalah pramusiwi pengganti kata baby sitter, narahubung untuk contact person, dan peladen untuk server. Semoga berguna.

Saya senang membaca postingan yang sangat informatif dan edukatif dari Bang @yarmen-dinamika, dan sdh sampai serial ke-6 tentang Tertiblah Berbahasa Indonesia.

Semua Kreator Konten di Steemit tentu menjadikan Postingan ini sebagai rujukan agar sebuah Konten menjadi menarik dan nyaman dibaca.

Terima kasih Bang @yarmen-dinamika. Tetap menulis utk kami di Steemit.
Salam.

Terima kasih Bung @bahagia-arbi jika postingan ini berguna. Insyaallah saya akan terus menulis jika saya dapati contoh penulisan kata yang salah di sekitar kita. Jadi, tak apa-apa menulis salah supaya saya punya alasan menunjukkan versi benarnya. Berbagi via Steemit ini benar-benar efektif.

Waaah luar biasa Pak, dapat banyak ilmu hari ini dari postingan Bapak.
Terkadang kata yang kita anggap baku malah tidak baku sama sekali, bahkan kita sering malas hanya sekadar membuka kamus untuk mengecek kebenarannya.

Terima kasih Pak, postingan ini sangat berguna untuk kami lebih berhati-hati dan teliti dalam menulis bahasa kita. 😊

Ada satu lagi kata yang sering kita jumpai kesalahan penulisannya adalah kata hembus yang seharusnya embus.

Banyak orang kelebihan huruf h. Termasuk saat menulis utang. Seharusnya utang itu dikurangi, jangan malah ditambahi. Coba juga diulang katanya. Mana yang lebih enak kedengarannya mengulang kata utang-piutang daripada hutang-pihutang @nuryriana?

Hehehe iya benar banget Pak.
Sudah berutang boros lagi ya 😂
Melaratlah jadinya

lebih enak utang-piutang Pak.

Yeee dapat ilmu baru dari pak @yarmen-dinamika, terima kasih atas pencerahannya pak.
Betul seperti yang bapak katakan, logat Arabnya susah dihilangkan karena sudah mendarah daging. 😉

Sangat penting