Sepakat bang. Kalau boleh saya tambahkan analoginya. Saya menganalogikan "kreator konten" layak nya penjual baju. Sebagus apapun baju yang kita buat, tetap saja orang lain yang memiliki pilihan dan keputusan untuk suka dan kemudian membelinya, atau tidak sama sekali.
Yang bisa kita lakukan hanyalah melakukan hal yang terbaik, tanpa harus memaksakan hasrat kita kepada orang lain.
Tapi tetap saja ada kawan-kawan yang merasa karyanya tidak dihargai.
Solusinya cuma satu, "mari kita bercermin dulu"
Hahahaha