Saleum Rakan-rakan ban sigom donja !!
Source
Begitu panasnya hari ini, tapi semoga semua teman-teman sehat, sukses dan semangat terus. Dan semoga selalu dilimpahkan rezeki oleh Allah SWT, Aamiin.
Kisruh sesama yang berasal dari salah satu postingan Steemian dari negara luar menjadi topik yang Hot beberapa jam yang lalu. Itu menjadi tanda bahwa kita semua peduli dengan kondisi saat ini dan mencari celah agar kurator menjadi sasarannya dan ingin mencari "Kurator Konten" yang bisa memberikan vote terhadap postingan yang bagus atau tidak, agar postingan itu mendapatkan apa yang diinginkan.
Vote itu merupakan hak seluruh Steemian, mau vote atau tidak itu terserah pada usernya. Maka dari itu timbul pendapat dan pemahaman dari teman-teman lain mengenai makna vote. Oleh karena itu muncullah ide untuk mencari "Kurator Konten Hebat" seperti yang dimuat dihalaman blog bang @abunagaya tentang Semoga Cepat Lahirnya Konten Kurator Hebat dan Mengembalikan Steemit ke Fitrahnya. Namun itu adalah pendapat dari beliau dan abang-abang yang lainnya. Tak apa, tapi saya juga punya pendapat sendiri yang mungkin bisa didiskusikan.
Sebelumnya saya sudah berkomentar di postingannya bang @abunagaya disini. Dengan beberapa rincian yang saya buat. Namun, akan saya paparkan disini juga guna menambah referensi bagi saya sendiri dan teman-teman lainnya.
Source
Berikut paparan dari saya :
Steemit Inc, memberikan sebuah lapak atau wadah dimana kita bisa berekspresi namun tidak ada aturan khusus seperti apa dan harusnya bagaimana untuk kita muat pada postingan. Rulesnya juga tidak diberikan karena memang ini wadah untuk bebas berkarya.
Tiap-tiap postingan mempunyai lokasi untuk menekan tombol vote yang berada dipaling bawah postingan. Tombol vote ini banyak hadir dibeberapa medsos, termasuk di Steemit. Itu merupakan sebuah icon untuk melakukan pilihan.
Vote adalah istilah singkat yang ada di Steemit, nama kerennya adalah Kurasi. Kurasi dimaksud adalah untuk memberikan nilai bagi setiap postingan yang menurut anda sukai atau tidak. Itu hak kita semua dalam memberikan Vote. Mau di pencet atau tidak pada tombol itu.
Di Steemit, kita sebagai Kreator Konten yang menghasilkan karya-karya yang dituang kedalam postingan. Sama halnya dengan menjadi kreator konten di medsos lain, contohnya Youtube, terserah orang juga suka atau ga suka sama video yang kita bikin.
Seluruh Steemian adalah Kurator. Mengapa demikian? Karena disetiap postingan kita pasti ada memberikan Vote (nama kerennya "Kurasi"). Maka dari itu kita disebut sebagai Kurator.
Konten-konten yang hadir di Steemit kita berikan Kurasi tersebut dengan memilih dan memilah Konten. Untuk itu, dengan kata lain kita juga disebut sebagai "Kurator Konten" (Steemian yang memberikan Kurasi kepada Konten).
Kesimpulan
Steemit menjadikan kita sebagai orang-orang yang kreatif dalam menghadirkan karya. Steemit juga menjadikan kita seorang Kreator Konten yang dapat memberikan Kurasi terhadap postingan milik orang lain dan dengan kata lain kita disebut sebagai "Kurator Konten".
Steemit juga tidak memberikan rules khusus untuk membuat postingan maka dari itu kita bebas untuk berkarya. Rules-rules yang ada itu hanya dimaksudkan untuk tim project tertentu dengan beberapa third party app contohnya seperti Utopian. Disana memang ada rules khusus untuk menghadirkan postingan. Namun di Steemit tidak ada, untuk itu kita semualah yang harus menjadi Kurator Konten Hebat" untuk dapat memilih dan memilah postingan sehingga Kurasi itu dapat tersalurkan.
Namun apabila nanti pun ada pemilihan atau pencarian Kurator untuk Konten, maka akan jadi sebuah project, dimana para Kurator Konten akan diberikan rules khusus untuk dapat memilih dan memilah postingan. Bagus sih, tapi apa mereka sanggup? Wallahualam.
Demikian pendapat saya dan terima kasih telah membaca.
Jangan Lupa Bahagia
Regards,
Join to Discord Komunitas Steemit Indonesia
Hana perle nyan mandum..
Adak broh ta peu ek bak steemit pih jeut, asai bek meuganggu gob mandum...
Mita peluang droe maseng-maseng, bek tuwe lobi..
Lage lam donya nyata sit, dum ek carong menyo hana lobi dan beraptasi mate karir teuh sit...
Yang bek meuprang lee sabe keudroe-droe, hana guna nyan mandum..
Yg penteng bertus.. 🤣
Saleum kanda @kemal13
Sangat setuju dengan yang sudah terpaparkan dalam postingan ini, menarik untuk menjadi bahan bacaan.
Saya rasa kita semua adalah kurator, hanya saja terbagi oleh dua bagian yaitu kurator project dan kurator perseorangan (Individualist).
Setelah lahirnya kurator konten maka mereka akan memilih sesama mereka sendiri :D itu adalah politik dalam steemit bagaimana mendapatkan perhatian dari whale . Tapi saya setuju dengan bang kemal bahwa kurator konten tidak dibutuhkan jika nantinya akan terjadi hal yang serupa seperti saat ini
Hahah itu tepat sekali @yandot :D, dan bahkan mereka juga akan melupakan beberapa seredeng yang kini sedang membantunya, itulah dunia, politik dan pelantik. Setelah dilantik semua akan berbeda. Dan kita juga berharap jika memang nantinya dihadirkan kurator konten, untuk dapat memenuhi seluruh kriteria yg sudah diterapkan sekarang. Mese awaknyo ek caleg, wate segolom pemilihan nyan rap tip malam Jak beut bak ulama, tapi ban kamenang katuwe cara tung isembahyang wkwkwk. 😁
Supaya bek tuwo cara tueng ie Sembahyang jangan lupa ikut kontes Hiem Aceh KSI Bereh inan na loen jelas cara tueng ie Sembahyang. He he he he Saleum mandum
hahaha siap kanda @ilyasismail, akan tacuba walaupun keu hura-hura 😅.
Menurut saya tidak ada yang salah dengan ide melahirkan curator conten .. kan curator itu org yang bekerja pada satu project unuk mengkurasi atau memberi nilai pada project yang mereka kembangkan .. andai ada banyak project dan memiliki curator masing-masing maka akan aemakin banyak ruabg atau karya yang bernilai akan mendapatkan kurasi . . . Jadi jangan terpaku pada ada dan tidak ada di dalam aturan steemit.inc .. begitu kira-kira pandangan saya ..
Iya lho bang. Kan awak ndak buat ndak boleh, boleh-boleh ajaaa.. hehehe... Neupreh dilhok tajak jeip kupi beh.... Katrep hana merumpok...
Hahahaha ... PHP ...hahaha leh paki-paki ... siap ... soal konsep apapun boleh yg peunteng beu jeut keu ibadat ... njou efek pah ureung khutbah bunou.. hahah
Hahaha, njow ku wo keudeh neuk saweu keluarga. Nyo na watee ta duek sajan lom. Pajan neujak u Banda neu bi thee bang beh.
Siap .. terima perintah
Aku juga Kurator, kan aku punya akun steemit. Aaaah mantap sekali, bertuuuus Bang Kems! 😘
Kamu kurator #arakete ya @rastaufik10 wkwkwk 😂
Iya hahahahah
Arakate !! Hahahahahahahahahhaa
Terimakasih infonya Ketua, semakin jelas dan terang....
Pakai Philips !!! Hahah
Saya juga kurator @kenal13.. Walaupun newbie kan.. 😊
Semua kurator kak, hehehe. Asal jangan curanmor dan koruptor wkwkwkek
Bener bang. Saya sepakat sama bang @kemal13
Kita memiliki tanggung jawab untuk membangun. Tetapi, tidak ada yang bisa membangun rumah tanpa belajar terlebih dahulu.
Parahnya, mereka yang mengatakan ahli malah memberikan hukuman kepada yang tidak mengetahui. Padahal, sebelum memberikan hukuman, terlebih dahulu memberikan pemahaman, pelajaran, bimbingan dan seterusnya.
Kalaupun ada yang menginginkan status kurator hebat. Ya sudah, kita panggil saja dia sebagai kurator hebat. Mulai sekarang, kita panggil dia dengan kata
wahai kurator hebat
Dengan demikian, kita harus belajar dari dia bang. Setiap waktu kita baca postingannya. Kita vote dan komentar. Kalau perlu kita bagikan.
Soal nama aja diperdebatkan. Gimana bang?? Cocok. Mulai sekarang. Siapa yang heboh soal kehebatan, kita panggil dia si hebat. Siapa yang heboh soal kualitas. Kita panggail dia si kualitas.
Hehehe, yang penting sesuai arah aja bang, asal ga kiri kanan. Semangat harus bersatu ! Kita semua saudara!!
Satu menyatu dan menyatukan. Yanh jauh mendekat. Yang dekat merapat. Kita gerak dan menjalani aktifitas seperti biasa aja bang. Toh, nanti bakal membuka mata hati semuanya.
Sabar bang, terkadang semangat seseorang menggebu - gebu, kita hanya saling mengingatkan
Bener sih bang. Semoga kita belajar dari semua pertanda dan persoalan ini. Semoga ada jalan terbaik.
Benar. saya mengira kurator konten adalah kita semua, jadi jika kita menginginkan kurator konten hebat, maka kita harus hebat dalam mengelolah sejumlah Steem Power yang kita dapat untuk bisa memberikan nilai kurasi yang layak, jika kita anggap layak.
Saya menilik, mereka yang menginginkan kurator hebat, adalah seperti ingin dimanja oleh nilai kurasi dari orang lain yang banyak.
Jika dibilang postingan yang hebat, saya pernah membagikan sebuah film dokumenter yang saya buat dengan menghabiskan biaya banyak dan menang di berbagai festival film. Tapi mengapa mereka tidak pernah masuk memberikan kurasi? Kurator dari Komunitas Steemit Indonesia yang selalu masuk memberikan kurasi di Steemit dan memberikan pengakuan atas karya saya di dunia nyata.
Kurang poding, Bar. 😂
Mantap paparan nya @kemal13, terima kasih sudah berbagi...
Diskusi yang hangat disiang ini bung @kemal13, steemit ada aturan tertulis dan ada aturan yang tidak tertulis, dan mengenai komentar dalam ruang diskusi di postingan saya sudah saya jawab, Jika memang nantinya lahir kurator konten, saya rasa ini meringankan beban, jadi tidak terbeban pada kurator yang ada saja, seperti kurator game yang hanya bertugas mencari konten game yang layak, begitu juga dengan kurator konten, tugas dan tanggung jawabnya sebagai orang yang dipilih memberi kurasi pada postingan yang hak dengan ketentuan tertentu.
Nyankeuh, Bang. Nyo post diek siglom droen balah disideh 😅. Hana peu bang.
Diskusi Steemit harus tetap ada, meja kopi jangan bubar !!
Problema Steemit kita bahas di Steemit, jadi biar sama-sama enak hehe :)
Ya bang, sama dengan jawaban ab di komentar disana, saya setuju saja. Dan semua bebas melakukannya. Tapi tergantung dari orang yang ditunjuk nnti.
Menurut saya sendiri alangkah baiknya kita semua Kurator Kontennya, karena memang kita Kurator Konten itu sendiri. Semoga diskusi tetap kita lakukan :)
Saya Suka ini. Diskusi lah untuk mencari titik temu. Namun tentukan dulu landasan pemahaman akan platform ini harus sama. Jika tidak hanya debat kusir yang akan terjadi. Saya melihat Kita semua harus kembali kata dasar "esteem" atau "steemit" ini. Maknanya adalah saling menghargai. Bentuknya bisa bermacam-macam. Upvote, membaca sebuah postingan, mengomentari, mengkritisi baik di komen atau melalui tulisan adalah bentuk penghargaan. Mencerna suatu permasalahan harus lebih cermat. Reaksi yang berlebihan akan sebuah kritikan sungguh hanya akan membuat kita terlihat gak asyik. Ayo berdialektika dengan menghilangkan prasangka.
Ya bang. Tapi alangkah baiknya lagi diskusi sambil ngopi. Kalau di tulisan bisa jadi bias. Apalagi yang membaca komentar ga mendalami maknanya dulu. Langsung gaspol, hahaha.
Semoga secepatnya !!
Setuju diskusi memang lebih baik sambil ngopi. Ada seliweran usulan isu untuk meet up akbar yang melibatkan dua komunitas terbesar di Aceh. Saya merasa meet akbar seluruh Aceh bisa di upayakan habis lebaran dalam suasana Idul Fitri, jd bisa adem Insyallah..Mungkin pak ketua bisa di akomodir isu ini untuk tindak lanjutnya.
Kapalo... rokeuh ureung2 ek u , ek pineung, meu umpoe lam blang, lon postting... ek jitem vote teuh lee kurator konten ntreuk...ha ha ha
Ka lon vote beh, 😂
Bisa menjadi acuan, terima kasih pencerahannya.
Tetap bahagia
Jangan lupa sudut atau angle nya bro uhuuiii haha
We recommended this post here.
STOP
Sy pendatang baru, mengambil bagian sebagai penyimak sejati. Terimakasih utk diskusi terbuka ini.
Sikahkan, Kak. Kami juga masih perlu nasehat yang baik.
Saya suka caption terakhirnya bg.. Jngn lupa bahagia.... + nikmati saja apa adanya..😅
Yang penting jangan ribut2, kan begitu ketua. Sekali2 gak apa-apa, kita niatkan seperti minum obat. Hahaha,
Hahaha ya bang, biar ada pait manisnya, jadi lebih berwarna. Yang penting tetap bersaudara.
Sepakat bang. Kalau boleh saya tambahkan analoginya. Saya menganalogikan "kreator konten" layak nya penjual baju. Sebagus apapun baju yang kita buat, tetap saja orang lain yang memiliki pilihan dan keputusan untuk suka dan kemudian membelinya, atau tidak sama sekali.
Yang bisa kita lakukan hanyalah melakukan hal yang terbaik, tanpa harus memaksakan hasrat kita kepada orang lain.
Tapi tetap saja ada kawan-kawan yang merasa karyanya tidak dihargai.
Solusinya cuma satu, "mari kita bercermin dulu"
Hahahaha