Saya mendapat bingkisan istimewa dari seorang junior (Wanhar Lingga). isinya tepung Sagu, makanan yang dihasilkan pohon rumbia. Orang Simelue menamakan ‘batoek’ (bahasa devayan), dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan.
Sagu makanan favorit yang sudah melagenda. Sebagai anak pulau, sagu sudah menjadi makanan tradisional masyarakat Simelue. Bahkan dulu tahun-tahun 70-an ketika kami masih kecil di desa dan ekonomi begitu sulit, sagu menjadi makanan tambahan dan kedua setelah beras.![IMG-20170706-WA0019.jpg]
"Makan sepiring separuh nasi dan selebihnya tambah sagu." Begitulah, pesan mak saya mewanti-wanti kalau sudah hendak waktu makan.
Batoek (sagu), selain jadi makanan, tepung sagu dapat dibuat sebagai bahan kosmetika, industri perekat, industri kimia, dan industri kertas. Cerita ketika masa kolonial, masyarakat Simeulue bertahan hidup dengan memanfaatkan makanan pokok dari sagu. Karena saat itu rakyat tidak sempat untuk bertani menanam padi. Batang rumbia yang tumbuh liar diolah jadi sagu selain makan dari umbi-umbian. Sehingga sampai saat ini, makan sagu (mangan batoek) masih digemari meskipun hanya untuk selingan atau pada acara-acara tertentu.
Ada banyak cara untuk mengolah sagu menjadi makanan atau berupa kue-kue basah. Di antara yang sangat popular diolah menjadi Tabaha.
Caranya, tepung sagu dicampur sedikit air dicampur kelapa yang belum begitu tua dan digonseng. Makanan ini dapat dimakan dengan mencampur kuah ikan dan atau lauk. Ada juga yang di aduk dengan pisang yang dimasak dengan menggunakan alas dari daun pisang, namanya Tabaha longon.
Ada juga namanya tabaha loyang yang biasanya dijadikan santapan ringan saat menikmati secangkir minuman kopi atau teh manis di siang hari. Tabaha loyang bentuknya tipis seperti martabak telur berwarna kuning kemerah-merahan uniknya lagi tabbaha sengaja di masak dengan sedikit agak hangus, sehingga membuat tabbaha semakin kriuk dan enak dikunyah. Ada juga tepung sagu dibuat jadi Lompong, nama lain dari lepat atau timpan sagu.
Gonseng sagu dan Tabaha Loyang akan terasa di ujung lidah. Apalagi bila dimakan dengan mencampurkan dengan kari, enaknya lebih dahsyat dari kebab atau martabak dari negeri onta. Sedikit makan tabahanya akan membuat terasa berat dan kenyang.
Ternyata, hasil penelitian, ternyata tepung sagu memiliki kalori kandungan kimia yang layak dikonsumsi dibandingkan dengan kalori kandungan kimia beras. Perbedaan kandungan kalori kimia sagu dan beras. Sagu mengandung kalori 353, karbohidrat 84,2 gram, protein (gram) 0,7 gram, lemak 0,2 gram, air 14 gram, fosfor 130 miligram, kalsium 11 miligram, vitamin B1 0,01 miligram. Sedangkan kandungan kalori kimia, yakni kalori 360, karbohidrat 78,8 gram, protein 6,8 gram, lemak 0,7 gram, air 13 gram, fosfor 140 miligram, kalsium 6 miligram, dan vitamin B1 0,12 miligram.
Sejak 1964, Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) juga menilai tepung sagu mempunyai andil besar sebagai bahan roti. Tepung sagu memiliki pati berkarbohidrat yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk persediaan makanan. Pati sagu mengandung 27 persen Amilosa, dan 73 persen Amilopektin.
)
Ada beberapa manfaat makan sagu, di antaranya dapat mencegah penggumpalan darah pada pembuluh darah yang biasanya mengakibatkan tersumbatnya aliran darah menuju jantung; dapat menghambat laju peningkatan kadar glukosa dalam darah. Mampu menekan dan mengikat gula dalam tubuh agar tidak langsung menyebar ke jaringan tubuh dan mampu menghambat penumpukan gula dalam darah agar tidak membentuk kristal yang dapat menyebabkan kadar gula dalam darah naik
Sagu dapat menyembuhkan nyeri pada ulu hati dan mencegah perut kembung serta serangan masuk angina yang disebabkan oleh kelelahan, perjalanan jauh, pergantian iklim atau karena kurang tidur.
Manfaat Sagu dari sagu untuk pengobatan tradisional sekaligus sebagai perawatan wajah pria dan wanita yang dapat dilakukan sendiri dirumah. Kecuali itu bisa menambah daya vitalitas kaum peria untuk membahagiakan pasangan, hikhik..
Jadi jangan pernah malu makan sagu,semoga produk sagu segera dipatenkan.
Hi! I am a robot. I just upvoted you! I found similar content that readers might be interested in:
https://manfaat.co.id/manfaat-sagu
ini hasil karya sendiri, dan orisinil ditulis sendiri.
Itu lah pak @ampuhdevayan, karya sendiripun juga ditangkap. Saleum keu pak Ampuh dari lon jufrizal
dasar kucing besar, haha
Ahahahhaa ditangkap
Dulu kecil kecil kami sering dibuatkan penganan dari sagu, namanya semacam berene pakek santan....hehe
sagu pakai santan itu namanya jugang
ada juga yang seperti bubur sagu
Menarik....
makanan nenek moyang, hehe
Ketika kecil, saya menghabiskan masa sekolah di Meulaboh, tepatnya di SD 1 Negeri Leuhan. Sagu ini termasuk makanan favorite di rumah karena saat itu mak jualan kue pagi yang dititipkan ke warung-warung. Sagu juga saat itu begitu mudah didapat karena di Meulaboh banyak sekali bak meuria.
Semoga ada kesempatanuntuk mencicipi batoek.
cerita batoek memantik masa kanak-kanak, ketika orang2 tua marekih (mengola sagu dengan cara gerudam yg dibuat dari papan dan ditancap paku-paku), maka kami anak-anak meraut pelepah rumbia untuk dibuat jadi sampan atau boat yang kemudian di perlombakan di arena kubangan atau petak sawah sebelum dirancah untuk ditanami padi, ahai masa kanak-kanak yang indah.
Ahahaha. Atau saat orang dewasa dan tua sibuk mentetah batang itu, kami mencari adi-adi untuk diikat di kepalanya dengan benang jahit dan diterbangkan. Duh! Jadi ingat simpang pelor! 😀😀😀
keterlaluan dikau @pilopoly, bikin aku jadi meracau hatiku berdiwana sampai ke pulau, huhuu
Terakhir makan sagu umur 11 tahun, lepas itu di pidie jaya sudah langka
karena sagu makanan kedua, maka sampai hari ini tetap saya cari, dan beli
Iya Pak @ampuhdevayan, tapi sekarang makanan sagu sudah berada di urutan entah berantah :-)
Sehat selalu bang....
Saleum komunitas panteue
Salam kembali
tempo hari bang, aku nonton proses bikin sagu ini di TransTV.. waahh sangat-sangat melelahkan prosesnya, tapi aku dulu sering dapat memek dan lompong dari simeuelue (ada lagi kacang apa itu bang?) dibawain sama mamak abang penjaga rumah kost. wah pokoknya meskipun dia ngga bisa bahasa indonesia dan cakap bahasa kampung abang itu, bisa aja aku ngertinya. tapi sekarang? langsung bingung aku kalo dengar bahasa orang sinabang niy
jenis kacang apa belum lihat barangnya, hehe. Kalau soal bahasa, di semelue itu ada tidak bahasa daerah, devayan, sigulai dan lekon di samping ada bahasa jamee, aceh, nias dan batak
Post yang sangat bermanfaat pak. Di kampung saya Singkil sangat banyak ditemui batang rumbia, kemudian di olah mnjadi sagu, di Singkil juga sangat banyak macam olahan sagu ini, tangan emak-emak dulu terlihat lihai dalam pengolahan sagu ini dan rasanya juga lezat sekali. di singkil ada yang namanya Lompong sagu, Lempeng Sagu, Celo, dll. 😊😊
Kuliner sagu Singkil itu diantaranya:
👍👍👍 waahh...tepat sekali pak. 😊😊😊