Belajar Arti dan Makna Kata – Tekstual, Kontekstual, Tersurat, Tersirat

in #writing7 years ago

Belajar adalah proses mengubah pengalaman menjadi pengetahuan, pengetahuan menjadi pemahaman, pemahaman menjadi kearifan, dan kearifan menjadi tindakan (Meier, 2002:156). Sedangkan menurut Bower, belajar proses kognitif yang ditunjukkan oleh perubahan yang relatif tetap dalam perilaku yang terjadi karena adanya latihan dan pengalaman-pengalaman. (Bower 1987: 150). Sedangkan menurut saya pribadi, belajar adalah sebuah sebuah proses hasil dari rasa syukur yang menempatkan segala anugerah dan rahmat yang diberikan dan diciptakan oleh Allah sebagai subjek yang menjadikan semua adalah ilmu pengetahuan yang membuat kita mengerti dan paham akan segala sesuatunya sehingga mempengaruhi segala tingkah laku, perbuatan, kerja, dan karya yang dilakukan.


Anak-anak di daerah tertinggal pun mau belajar dimulai dari kata per kata hingga mampu menulis dan membuat buku sendiri, loh! - Catatan Teluk Naga (https://bilikml.wordpress.com), foto oleh Pungky.

Di dalam posting sebelumnya, sudah dijelaskan mengapa kita sebagai penulis dan pembaca sebaiknya belajar arti dan makna kata (https://steemit.com/writing/@mariska.lubis/belajar-arti-dan-makna-kata-pendahuluan). Kali ini, kita akan lanjutkan lagi dengan mengerti dulu bagaimana mengerti bahwa kata di dalam kalimat bisa mengandung arti berbeda, sesuai dengan tekstual, kontekstual, serta makna yang tersurat dan tersirat.

Setiap hari saya selalu menulis status di WhatsApp dengan kalimat-kalimat yang sebenarnya untuk mengajak semua memiliki ide menulis, berpikir, dan juga mengerti arti dan makna kata. Seperti contohnya: “Buaya itu setia”.

Jika membacanya secara tekstual, maka kalimat tersebut menjadi buaya yang setia. Tetapi tentunya bisa menjadi berbeda bila kita memahaminya secara kontekstual, sebab ada “buaya darat itu tidak setia”. Sangat tergantung sekali kepada arah dan tujuan dari tulisan juga keseluruhan dari tulisan, oleh karena itu kita tidak bisa membaca separuh-separuh lalu memberikan keputusan penilaian. Salah-salah malah jadi seudzon dan bikin masalah.

Contoh lain: “Bumi itu bulat”.

Secara tersurat, kita bisa mengetahui dengan jelas bahwa dalam kalimat tersebut dijelaskan bahwa bumi itu bulat. Pengertian makna tersurat memang adalah yang benar-benar apa adanya saja dituliskan atau diucapkan, tanpa ada maksud tertentu yang lebih atau disembunyikan.

Lain lagi, jika saya berkata, “Jika bumi itu bulat, maka kamu adalah bumi.”

Jika kita membacanya secara tersurat saja, maka kalimat itu bisa dianggap sebagai sebuah pujian, tetapi bila dimaknai secara tersirat, maka sebenarnya yang dimaksud adalah “kamu itu bulat” alias gemuk/kelebihan berat badan. Makna tersirat memang tidak bisa diartikan dan dimaknai begitu saja secara gamblang apa adanya, harus benar-benar dipahami untuk dapat mengetahui arti dan makna yang sebenarnya secara utuh, tidak bisa sepotong-sepotong.

Sekarang saya berikan contoh penggunaan kata “telanjang” dalam kalimat berbeda yang juga memiliki arti dan makna kata berbeda bila dibaca secara tekstual atau kontekstual, atau dimaknai secara tersurat dan tersirat.

“Dia sakit setelah semalam suntuk tidur telanjang dada.”
“Dia menulis dengan telanjang.”
“Anak-anak mandi telanjang di sungai.”
“Sakit hatinya setelah ditelanjangi masyarakat.”

Satu lagi contoh dengan menggunakan kata “bulan”.

“Kita akan mengadakan acara Meet Up selanjutnya di bulan Mei mendatang.”
“Perempuan yang duduk di sana sedang kesakitan karena datang bulan.”
“Semalam kita semua menyaksikan gerhana bulan.”
“Wajahnya laksana bulan yang bersinar di malam hari.”

Beda-beda kan, meski kata yang digunakan sama yaitu “telanjang” dan “bulan”, sangat tergantung pada kemampuan kita sendiri untuk bisa mampu mengerti dan memaknainya sesuai penggunaan dari kata tersebut dalam kalimat. Itu baru satu kata, sementara kita memiliki banyak sekali kata yang biasa dipergunakan, baik dalam tulisan maupun secara lisan. Membatasi pikiran kita untuk belajar lebih mendalam tentang bahasa dan menganggap enteng kata demi kata, maka akan membuat kita terkurung dalam tempurung. Berhubung ada jutaan kata yang hadir di dunia ini, maka memang tidak sepatutnya kemudian kita juga jadi malas untuk belajar. Tanpa belajar maka kita tidak akan mampu untuk paham dan mengerti, apalagi untuk menjadi dewasa, adil, dan bijaksana sehingga kemajuan itu tidak pernah ada.

Oleh karena itu, kata “belajar” di atas memang tidak bisa dianggap salah dulu, sebab memang sebaiknya setiap orang memiliki definisi setiap kata masing-masing berdasarkan pemikiran dan olah rasa sendiri-sendiri sebab penggunaan dari setiap kata itu sangat tergantung pada orang yang menuliskannya atau mengucapkannya. Memang kita bisa saja berharap dan meminta setiap orang menulis dengan kata dalam kalimat yang kita mengerti, tetapi akan jauh lebih baik bila kita yang mampu mengerti. Meminta terus dimengerti, sih gampang, yang susah itu adalah untuk mau dan mampu mengerti.

Sebaiknya kita mengerti juga bahwa setiap orang memiliki latar belakang, rasa, pengalaman, keinginan dan tujuannya masing-masing, sehingga tidak perlu khawatir untuk berbeda. Justru inilah yang sebenarnya menjadi bukti bahwa kita memang benar belajar, berpikir, dan menghasilkan sesuatu yang bisa berguna dan bermanfaat baik bagi diri kita sendiri maupun semua. Makanya, rugi kalau jadi plagiat atau yang hanya asal copas saja, sebab kita semua bebas dan memiliki hak untuk merdeka dalam berpikir dan mengeluarkan pendapat, dan wajib menjunjung tinggi kehormatan anugerah dan rahmat yang sudah diberikan Allah kepada siapapun yang sudah belajar, berpikir, dan berkarya bagi kebaikan bersama.

Lebih baik kita belajar saja dulu yuk arti dan makna kata! Berlatihlah menggunakan kata dalam kalimat berbeda yang dibaca dan dipahami secara tekstual, kontekstual, dengan makna yang tersirat dan tersurat. Semakin sering berlatih maka akan semakin juga kita paham serta mengerti arti dan makna kata, baik apa yang kita baca maupun yang kita tuliskan dan ucapkan. Jadinya nggak asal-asalan dan tidak langsung memberikan penilaian. Tunggu kelanjutannya ya!!!

Bandung, 3 Maret 2018

Salam hangat selalu,

Mariska Lubis

Sort:  

Teh, mariska, all the best pokoknya...
Semoga kita bnyak belajar

Mari kita terus belajar biar hidup itu tidak sia-sia...

Hallo kak @mariska.lubis sangat banyak ‘perbendaharaan’ kosakata dari tulisan-tulisan kakak. Sepakat dan memang harus sih, sebagai jurnalis saya harus ikut mengkampanyekan bahwa benar, jangan mengartikan suatu kalimat itu separo-separo. Cobalah pahami sampai pada akhir kalimat.

Sama seperti membaca. Sungguh sangat disayangkan kalau hanya membaca setengah, tidak tuntas bahkan hanya membaca judulnya saja. Karena justru kita akan salah mempersepsi atau tidak memahami sama sekali isi dari tulisan tersebut.

Lebih pahitnya lagi, menurut saya adalah kita sukanya bereaksi. Bereaksi atas apa yang kita baca. Baik reaksinya positif, maupun negatif (ini paling parah). Karena belum tentuk reaksi kita sesuai dengan isi tulisan yang kita tidak baca. Hadeuh.... bagian ini sangat menyakitkan. Karena kadang, walau beri komen positif (jujur; kaya di platform ini) tetapi, komentar yang kita dapat justru banyak yang tidak nyambung dengan isi tulisan. Saya menduga itu karena banyak yang tidak baca. So, mari teman-teman membaca itu sangat penting.

Eitts,,, kembali lagi ke pemaknaan tersurat, tersirat dan ‘terjerat’. Hehe...
Kadang antara teks dan konteks itu ada perbedaan yang sangat jauh kalau diartian ‘tanggung’. Misal contoh lon menurut saya berbeda tekstual sama konteksnya adalah kota kita sering mengatakan; biarkan saja mengalir seperti air. Secara teks memang air, tapi konteksnya adalah sifat. Hehe...

Terima kasih kak @mariska.lubis senagai jurnalis, saya merasa bermanfaat sekali membaca postingan ini malam-malam ‘jomblo’ seperti ini. Hehe...

Salam dari Lhokseumawe
@zulfikarhusein

Reaksinya itu yang hedeh, ampuuunnn! Sampai suka bikin sakit kepala sendiri dan mau tanya, apa sebenarnya yang dibaca... hahaha...

semangat terus ya meski jomblo... tinggal tunggu waktu buat punya tangga dan rumah bersamaan hahaha...

Benar kk hhh lnjutkan

Hehe,, siap. 🕺🏻

Postingan yg bagus, salam sukses

semoga berguna dan bermanfaat...

Siaaap, cut kak @mariskalubis. Saya tunggu sesi selanjutnya 😊

Betul sekali kaka kuu.. @mariska.lubis
Ajarin aku kaka.. ni aku lagi belajar..

belajar terus yah...

Ya kaka.. terimakasih

Kata Hobbes, lidah manusia adalah alarm perang sekaligus terompet provokasi. Berpijak pada statemen ini, maka patutlah kita berhati2 dlm penggunaan kata2, baik lisan maupun tulisan. Kita juga dituntut hati2 dalam menafsirkan kata2. Sebab tdk semua kata bisa dimaknai secara leksikal, tergantung konteks, terkadang ia bermakna metaforis. Dan sebuah teks tidak sepatutnya diceraikan dari konteks, sebab akan melahirkan makna yg keliru. Mantap Cut Kak @mariska.lubis👍

sepakat banget! jangan sampai menelan lidah sendiri kemudian (bunuh diri) karena tidak pikir panjang dalam berkata-kata dan memaknai kata...

Tambah termotivasi nulisnya dengan materi malam ini. Tapi kayaknya aku harus baca postingan sebelumnya dulu deh. Ahaha.

hahaha... ayo baca dulu!

Hmmmm seb bereh....
"Arif dan bijaksana", arif belum tentu nama orang.
"Kebijaksanaan arif" arif sudah pasti nama orang.

Ngomong2 buaya yang setia,
Ada juga buaya yang selalu mengeluarkan air mata, "air mata buaya" (tersirat dan tersurat).

Hamboooe kak, hehehe

hahaha... roti buaya enak dimakan, terjebak air mata buaya dan dimakan buaya mana enak?! wkwkwk...

Keduanya sama-sama tak ada enak nya kak..
Yang enak itu makan roti buaya.

Satu pertanyaan, apakah buaya punya lidah?

Hahahaha.... lidah buaya sehat dimakan dan untuk kecantikan, tapi jangan percaya sama lidah buaya darat....

Hahhahahahha......
Kakak bukan sedang mengkampanyekan orang -orang untuk tidak percaya sama aku kan?

Ck ck ck..

Sedang mengkampanyekan silat lidah yang positif hahaha...

Hahahhaha Naa saja dron (Adaa saja kakak ini).
Selamat hari weekend kak.

Menurut saya benar jika teks (tulisan atau bacaan) adalah objek yang harus dipahami, baik oleh si Pelaku yang membuat tulisan maupun Pelaku yang Membacanya. Apa yang ditulis adalah objek dan apa yang dibaca juga objek. Ketika objek tersebut, kita serahkan kepada pembaca, maka muncul intrepretasi pembaca, sedangkan penulis sudah mengetahui intrepretasi itu sejak awal saat dia menuliskan dan memaksudkannya. Ketika ini terjadi, maka lahirlah subjetivitas dan akan banyak sekali muncul intrepretasi sehingga kepastian teks menjadi hilang. Seingat saya salah satu fungsi bahasa itu adalah untuk memunculkan kepastian itu. Selain itu bagian terpenting dari teks sbg objek penulis dan pembaca adalah ilmu korelasi teks (Munasabah dalam Ilmu Tafsir). Menurut saya Ini bagian hilang dalam tulisan ini. Bahwa setiap teks meskipun hanya satu kata, satu kalimat, satu alenia dan satu bab tetap mempunyai hubungan dengan teks2 sebelum dan sesudahnya. Seperti yang disampaikan oleh mbak, bahwa memahami itu tidak bisa setengah2 atau sepotong2, karena akan muncul sikap intrepretasi parsial dan penghakiman.
Mohon dikoreksi kembali komentar saya mbak. Terimkasih.

Nebeng di komen..hehe
https://steemit.com/photography/@khaimi/the-beauty-of-gayo-highland-central-aceh-119a202fd3eca

Kalau buat saya, ketika kita menempatkan sesuatu sebagai objek maka kita membatasi diri memahami apapun sebatas kotak di dalam pikiran dan hati kita... sementara jika kita menempatkan semua sebagai subjek maka kita bisa melihat segala sesuatu dengan sudut pandang tak terbatas... hehehe...

Benar mbak, namun itu dari sisi menempatkan (menempatkan menurut saya adalah hasil akhir), Menurut saya kalau dari sisi melihat dan dan memandang objek, mata jangan cara pandang subjektif karena objektivitas minimalis sekali. Teringat saya pada adagium "jangan memandang dari satu sisi", ini menurut saya memandang objek harus dari segala sisi, apakah hasilnya berbeda itu tidak masalah krn itu presentasi dan intrepretasi.
Seperti saat ini kita memandang teks sebagai objek, kalimat tersurat dan tersurat teks, tekstual dan kontekstual yang merupakan cara-cara orang berpdangan. Tp saya setuju dengan mbak bahwa tidak boleh membatasi diri dalam memamhami.

Siap 86 untuk diarahkan kembali pada jalan yang lurus mbak, kalau dianggap "murtad" pengetahuan ttg ini.
Semoga sehat selalu mbak..

Ya memang kita harus bisa melihat segala sesuatu dari berbagai sudut pandang dan jangan dibatasi dari satu sudut pandang saja... penempatan sebagai objek akan membatasi... bila kata dipadang sebagai objek baik itu dimaknai dengan apapun, maka akan terus menjadi objek yang terbatas, sebaiknya dipandang sebagai subjek, dan itu akan saya jelaskan di posting2 selanjutnya.. sabar yah... hehehe...

salam hangat selalu...

Siap menunggu kumendan..
Salah satu peljaran dari Bagian yang tersirat....
https://steemit.com/writing/@khaimi/let-s-learning-a-life-from-fish-0817c598f3bf6.
Hehe

Aku belajar banyak dari tulisan2 ini dan sebelumnya. Kereen! Haturnuhun, Teteh sayang!

Mau catet pake tulisan tangan di buku, ah! Biar lebih sip!

awas pegel kak! hahaha...

Terimakasih banyak @mariska. Lubis telah berbagi banyak tentang bagaimana menempatkan kata. Saya sendiri kesulitan dalam menulis sehingga enak dibaca.. Saya

pelan-pelan, dan jangan menyerah, jadilah juara yang mampu mengalahkan diri sendiri sehingga mau terus belajar...

Okee kk di tungguin ni kelanjutannya 👍😆

ditunggu selanjutnya kak, fenomena yang kak ceritakan dan postingan foto yang kak posting mungkin hanya bagian kecil dari bentuk proses, mkn di tempat saya lebih menyedihkan dari kak bayangkan

saya sudah keliling Indonesia dan melihat banyak sekali... syukuri saja dulu yang ada, karena masih banyak yang lebih pahit dari yang kita bayangkan dan alami... ;)

sip. itu pasti kak. terimakasih atas inspirasinya kak..

"tulisan bu @mariska.lubis sama sekali tidak menarik utk dibaca, segera tunaikan"

Sya tidk main2 menulis komentar ini, sya bca tulisan ibu, saya pahami dn ini langsung sya praktekkan ;)

Makna tersurat dri komentar saya diatas akan berkonotasi negatif, tapi jika da org yg mampu berfikir positif maka akan menemukkan makna tersirat dalam komentar sya tdi.

Apa mkna tersiratnya, bahwa sbnarnya tulisan ibu mariska lubis ini lebih menarik utk dipraktekkan daripada sekedar dijadikan bahan bacaan saja. Bukankah "teori" yg berdasarkan ilmu pengetahuan harus di praktekkan, jika sudah dipraktekkan maka teori akan berubah mnjadi "fakta ilmiah".

Mungkin itu yg bisa sya tangkap dri pelajaran yg bu @mariska.lubis smpaikkan, mudh2an sya tidak slah xixi :)

Trimkasih bnyak pelajarannya bu ;)

Kamu kereeeennnn!!!

Ini juga plajaran y bu, "kereen" kan berkonotasi utk pria, mungkin cantik, manis, ato imut2 lebih cocok utk sya ;) xixi

Mngkin mkna yg tersirat adalah utk "memuji" ya bu.

Yg keren itu ibu @mariska.lubis sya sperti lngsung terbuka pikiran sya stelah mbca tulisan ibu. Mohon kalo ibu ad wktu dn kesmptan buat konten lgi sperti ini, plajaran menulis. Sya sgat awam dlm hal menulis. Mhon bimbingannya :) sya sering slah dlm menentukkan antara kata baku dan kata2 pasaran jdi kesannya kurang "keren" tulisan sya. Trima kasih bu @mariska.lubis ;)

hahaha... hanya dengan kata keren pun kamu jadi bisa ke mana-mana ya dan itu bagus sekali dalam belajar menulis... saya akan terus lanjutkan lagi kok, masih panjang banget nih hehhe... semoga berguna dan bermanfaat.

Mempelajari arti dan makna itu sangat penting mbak @mariska.lubis,

Banget banget!

Bagaimana kita mau menulis jika arti dan maknanya saja kita tidak tahu.

Bisa saja jika asal... toh bicara pun suka asal...

Hehe, bahasanya jadi tidak beraturan, karena mencakup bahasa non baku mbak. 😁😁

Tidak apa-apa sih asal sadar penuh bahwa kata itu sangat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh pola pikir, struktur berpikir, dan kejiwaan. ;)

😁😁, mau lah jadi muridnya mbak ..

Kata dan makna selalu menarik untuk terus dibahas hubungan keduanya. Tentu dengan berbagai perspektif yang berbeda, makna dan kata menjadi sangat unik. Terima kasih @mariskalubis sudah berbagi dengan kami. Saya sangat merasakan manfaat tulisan ini untuk terus belajar fakta-fakta yang dapat kita teruskan dalam berbagai pandangan untuk menjadi kalimat yang menarik...sekali lagi...terima kasih.

amin... semoga ini juga bisa memicu kita semua untuk terus belajar dan belajar ya...

Tersurat merupakan dapat dibaca atou bisa dipertanggung jawabkan lai lagi dengan tersirat perkataan yang keluar secara logika ke duanya penuh dengan makna masing- masing

semua kata dapat dipertanggunjawabkan oleh penulisnya atau pengucapnya, seharusnya yah hehehe... yang tidak bisa dikontrol adalah kemudian persepsi dan asumsi dalam memaknainya...

Rajin pangkal pandai, Sebuah pribahasa kuno yang sangat inspiratif.
Postingan yang menarik dari bunda @mariska.lubis tentang manfaat dari belajar.
Terimakasih sudah berbagi bunda.

semoga berguna dan bermanfaat.

Terima kasih.
Posnya memberikan kami ilmu baru.
Sangat berguna bagi kami.

Berulang kali saya membaca postingan ini, akan tetapi fokus saya tetap saja terarah ke fotonya

Gagal fokus kayaknya hahaha...

Oh tidaaaaak.

Fokusnya mengarah kesebuah pertanyaan, apakah seorang @mariska.lubis sedang digerogoti Encok yang berkelanjutan?

hahaha... fokusnya ke sakit pinggang hahaha... maklum dah tua, jalan ke sana ampuuun dah... jadi pegel banget!

Hahahahahahah . . .
Mungkin porsi bulatnya mesti dikurangi.

Dengan belajar kita tahu kapan dan dimana suatu kata ditempatkan sesuai dengan arti dan makna yang diinginkan kan kk @mariska.lubis..

iya dong... dan paham juga apa yang dimaksud tulisan dan perkataan orang lain.

berbicara arti dan makna kata, dalam pergaulan aku pribadi mengalami sedikit kesulitan. entah bagaimana beberapa kata yang aku keluarka n diartikan berbeda, dan juga sebaliknya. dari.hal itu aku pernah menyimpulkan bahwa arti atau makna dapat berbeda sesuai yang diyakini oleh umum bukan sebagaimna artinya.
contohnya aku sering dikatakan "terlalu banyak teori" dalam arti kata merupakan "pendapat yang didasarkan penemuan dan penelitian dan didukung oleh data dan argumentasi (KBBI)", namun, dengan pernyataan mereka aku bisa kusimpulkan mereka maksud adalah "hipotesis".
salam @omarkhayyam

ya harus dimaklumi karena memang pemahaman dan pengertian kata bisa berbeda-beda dan sangat juga tergantung pada wawasan serta sudut pandang orang yang memahami dan mengartikannya... oleh karena itulah, seorang penulis yang handal biasanya memiliki kamus pribadi masing-masing, yang hanya diketahui paling pasti arti dan maknanya oleh penulis itu sendiri, sementara pembaca, harus terus belajar menggalinya lebih dalam.

iya, mau tidak mau memang harus dimaklumi, dan mengikuti pengertian yang dianut oleh khalayak umum.
mengenai kalimat kakak "seorang penulis yang handal biasanya memiliki kamus pribadinya masing-masing" aku jadi teringat tulisan dibuku Paulo Coelho (seperti sungai yang mengalir).

bukan hanya penulis semua scientist, filsuf, politisi, orang bisnis, dsb. yang menulis, pasti memiliki kamus mereka sendiri...

Ilmu yang bermanfaat kk @mariska.lubis.
Terimakasih telah berbagi ilmunya.

selamat berlatih!

Sangat tepat mbak, uraian yang bagus.
Belajar intinya adalah membuang atau menghilangkan kebodohan, seperti kata mbak belajar adalah proses untuk mendapat pengetahuan dan dengan pengetahuan kita mampu membuat perubahan. Kata pepatah dengan ilmu jadi mudah, terimakasih..

yup, dengan ilmu kita merdeka... ;)

Ibu guru yang baik.
Terima kasih sudah mengajarkan generasi peneru bangsa. Btw foto ibu guru bikin saya penasaran
Hehe

hahahaha... semoga penasaran belajarnya...

Setiap kata2 kita bth penafsiran juga krn ga semua kt2 bisa dimaknai,jd terkadang penulispun hrs tau dan mlh hrs bertanggung jwb sm apa yg ditulis..ad yg slh ga ka sm jwbnn qu,aqu nyimaknya begitu tuh😀

Kita yang menulis harus benar paham setiap kata bahkan tanda baca yang kita tuliskan, karena semuanya akan kita yang pertanggungjawabkan. Sama sepertimu bila menggunakan kata yang disingkat, itu juga secara tidak sadar kamu sudah menunjukkan kepribadianmu, dan tentunya kamu sendiri yang paling tahu alasan dan akibatnya.

😀😀😀iy ka..

Guru menulis paling keren.... Love it..

dokter spesialis jalan-jalan yang baik banget.. I love you!

Penggunaan diksi(?) Sangat melelahkan karena pendidikan mengajarkan bahasa baku dan kaku. Bahkan bagi seorang guru bahasa.

Seandainya "jurnal ilmiah" ditulis dengan kata-kata serenyah tulisan mbak, pasti novel galau best seller akan kekurangan pembaca. Ups... 😅

Saya pun lelah membaca tulisan yang terlalu ruwet dan menggunakan bahasa yang terlalu "tinggi dan sulit" untuk dipahami oleh banyak orang, sementara tujuannya adalah memberikan ilmu pengetahuan bagi para murid. Bahasa baku itu memang penting dipelajari dan digunakan, tetapi tidak dengan kekakuan, itu menurut saya...

Intinya adalah belajar. Tapi kalau tujuan awalnya hanya mencari materi, bukannya belajar, malah mencari cara-cara curang seperti plagiat itu Kak. Terus, di sinilah letak serunya menulis, kita bisa mengekspresikan perasaan lewat tulisan yang terkadang membuat pembaca berpikir apa maksud dari tulisannya. Ditunggu bab 2 nya Kak @mariska.lubis. Hehehe.

Membuat orang lain berpikir itu juga membantu orang untuk tidak cepat pikun loh hehehe...

Tapi terlalu banyak pikiran bisa membuat depresi, Kak. Hehhee.

Menulis jg merupakan hobbi jg ya kak.. Sesuatu yang blm dimengerti, belajar dl kn kak baru kita bs mengerti..postingan kakak seperti pembelajaran jd Ditggu nih kak kelanjutanny.. 😄

menulis juga sebuah cara untuk belajar, dengan menulis dan terus belajar lebih baik lagi, kita belajar membuat semuah pola dan struktur dalam pemikiran, yang akan berpengaruh besar pada perilaku terutama pada pengambilan keputusan.

Iya kak mksh ya wejangan nya.. 😊🙏

Cocok jdi guru bahasa Indonesia kak @mariska.lubis 👍😊

Jadi murid pelajaran bahasa Indonesia aja deh, lebih enak hahha...

Hahaa... 🤣👍

Hayuuuuk terus belajar, Kak :Dn

Terus belajar! Semangat belajar biar terus hidup...

Luar biasa kk Mariska postingannya

Semoga berguna dan bermanfaat...

Belajar memang suatu keharusan. Bahkan, semua orang dianjurkan belajar sampai akhir hayatnya. Bagaimana Mungkin seseorang itu akan luas pengetahuannya dan menjadi bijak jika dirinya tidak pernah belajar?

Belajar sebenarnya sebuah proses yang cukup unik. Kita harus meruntuhkan ego Pribadi yang sempit. Kadang manusia merasa dirinya pintar. Mungkin waktu, usia, dan jam terbangnya yang lumayan banyak membuat dirinya sedikit pongah. Apalagi kalau sepanjang hidup dirinya tergolong "sukses". Mana mau dia mendengar omongan orang lain, padahal bisa jadi orang yang sedang bicara itu jauh lebih pandai darinya, meskipun usianya terbilang masih "bau kencur".

Terima kasih sudah memberi nutrisi otak pagi ini dengan tulisan lezat yang penuh gizi. I like your style. Tulisan yang renyah dan enak dibaca. Santai, lugas, tetapi cerdas.

Salam hormat buat wanita hebat Indonesia

Wah kang, belajar dari anak kecil itu keren banget! Pernah saya masukkan ke kelas anak kecil digabung dengan yang sudah mahir menulis, ketika saya berikan sebuah materi, justru anak kecil yang bisa lebih cepat berkembang sementara yang sudah mahir terhenti. Kenapa? Karena anak kecil lebih polos dan tidak berpikir macam-macam, sementara yang sudah mahir malah takut dibilang jelek dan kalah sama anak-anak. Itu sekedar contoh saja bagaimana sebenarnya kita tidak boleh berhenti belajar dari manapun dan sampai kapan pun.

Terima kasih juga pak guru menulis yang terus semangat memberikan banyak gairah menulis bagi negeri...

Salam hangat selalu...

Eksperimen teh @mariska.lubis yang menggabungkan anak Kecil dengan penulis yang sudah mahir ini sangat menarik. Hal ini membuktikan bahwa usia seseorang bukan ukuran kepandaiannya dalam menuangkan gagasannya menjadi tulisan. Ternyata kebebasan berpikir sangat mempengaruhi otak dalam merespon objek yang akan ditulis. Terbukti anak-anak yang masih polos tersebut jauh lebih lancar menulisnya.

Suatu saat saya akan mencoba pengalaman teteh tersebut. Cukup mengelitik untuk membuktikannya. Hal ini bisa menjadi pembelajaran bagi siapa saja yang mau belajar menulis bahwa menulis itu bukan soal pintar atau tidaknya seseorang, tetapi berani atau tidaknya dia menumpahkan semua gagasan yang berkelana di otaknya menjadi sebuah tulisan.

Terima kasih teh Mariska atas tulisannya sangat inspiratif. Langsung saya re-Steem aja ah. Hatur nuhun teteh.

Satu kata dapat dituliskan dalam banyak kalimat. Yang ajaibnya kata dalam setiap kalimat memiliki makna yang berbeda. Padahal dalam pengucapan kata itu sendiri sama.
Bahasa Indonesia memang luar biasa
Hehehehe

Rugi yah kalau tidak dipelajari, padahal bahasa adalah sesuatu yang luar biasa...

Dan yang paling sukar itu adalah menerjemahkan arti katw tersirat. Butuh nalar yang segar dan suasana hati yang benar-benar baik untuk melakukannya. Dan perempuan paling suka ngasih kode tersirat.. #ehhhh... 😂😂
Salam Mbak @mariska.lubis :)

Tidak usah mengerti perempuan, mengerti saja dulu bagaimana menjadi pria, kode tersirat itu pasti akan mudah terbaca... halagh hahaha...

Bhahahaha... Dalam kali ahhh... Ampunn mbakku.. 😂😂

Nomor cantik. Aku sebagai voter ke 100. Hahahaha.

Terima kasih nasehatnya kak. Penggunaan kata tergantung kalimat. Contoh diatas adalah kata-kata yang memiliki makna berbeda jika dimasukkan dalam susuanan kata pada satu kalimat. Menunggu tulisan berikutnya.

Hahaha pas banget ya! Semoga berguna dan bermanfaat ya, dik!

Jangan lupa like saya, profil oriza

sangat super kak @mariska.lubis, memang semuanya harus melalui proses, tanpa proses kita pernah mengalami pengalaman yang bagus untuk terus belajar... terima kasih kak.

Suwun mbak @mariska.lubis untuk berbagi postingan education seperti ini. Semoga bermanfaat bagi saya dan rekan steemian lain. 🏅😚

Buaya memang setia kak walaupun kadang2 poligami haha

Congratulations! Posting anda masuk peringkat 2 kategori Tulisan Dengan Komentar Terbanyak, di 10 Besar Tulisan Hari Ini di https://steemit.com/peringkat/@puncakbukit/10-besar-tulisan-hari-ini-kamis-8-maret-2018 ..